Nationalgeographic.co.id—Persepsi umum Kaisar Nero adalah penguasa gila, otokrat brutal, hingga pembunuh.
Dia adalah gambaran terkenal dari orang gila yang menyanyikan lagu-lagu epik, bermain biola saat Roma terbakar habis.
Namun seiring waktu, catatan sejarah buruk tentang dirinya dipertanyakan. Sejarawan mulai mendapatkan gambaran tentang seorang penguasa yang jauh lebih kompleks.
Nero memang memiliki kekurangan namun juga menjadi korban musuh-musuhnya. Ia adalah penguasa yang memberikan kontribusi signifikan kepada Roma dan Kekaisaran Romawi.
Sebagia penguasa, Nero memimpin periode perdamaian terakhir sebelum kekaisaran terjerumus ke dalam perang saudara yang brutal. Meski dinyatakan sebagai musuh publik, ada beberapa kontribusi Nero yang paling signifikan yang memengaruhi Roma, Kekaisaran Romawi, dan rakyatnya.
Dia membangun kembali Roma dan memperbaiki kondisi kehidupan rakyat setelah kebakaran
Augustus menyatakan bahwa dia menemukan Roma sebagai kota batu bata dan menjadikannya kota marmer. Namun pada dekade pertama Kekaisaran Romawi, ibu kota kekaisaran adalah kota yang besar, penuh sesak, dan kacau.
Jalanannya sempit, berkelok-kelok, dan kotor. Sebagian besar bangunan terbuat dari kayu dan mortir secara sembarangan. Banyak bangunan yang menjulang tujuh atau delapan lantai di udara, dan miring ke jalan. Bangunan-bangunan itu membahayakan pejalan kaki yang tidak siaga.
Singkatnya, Roma pra-Neronian adalah sebuah “bom waktu” yang siap meletus kapan saja. Ketika Kebakaran Besar terjadi pada 64 M, kebakaran tersebut dengan cepat menyebar tanpa terkendali. Api menghancurkan sebagian besar kota dan hanya menyisakan empat dari empat belas distrik di Roma.
Nero memanfaatkan bencana tersebut untuk membangun Rumah Emasnya. Tapi, ia juga memulai program pembangunan kembali secara besar-besaran. Yang lebih penting lagi, Nero mengesahkan dan menegakkan peraturan baru untuk mencegah terulangnya bencana.
Ia memerintahkan pelebaran jalan dan mengatur ketinggian dan material bangunan. Bahkan Nero juga membentuk organisasi baru untuk mengawasi pemeliharaan infrastruktur kota.
Baca Juga: Pallantium, Kota Legendaris Romawi Kuno, Keberadaannya Tak Pernah Bisa Dibuktikan?
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR