Kuil di kota-kota Yunani kuno
Kuil-kuil Yunani kuno yang terletak di sekitar Agora didedikasikan untuk dewa pelindung seperti Athena untuk Athena dan Zeus untuk Olympia. Tempat-tempat suci ini dirancang dengan mengutamakan kemewahan dan dihiasi dengan lukisan dinding dan patung-patung berharga. Ciri khasnya adalah tiang-tiang luar yang mengelilingi kuil.
Patung-patung dewa yang menjulang tinggi berdiri tegak di tengah untuk menarik perhatian. Patung tersebut terbuat dari bahan-bahan seperti marmer dan perunggu. Patung-patung itu menggambarkan dewa-dewi yang berdiri atau duduk di singgasana yang mewah.
Kuil merupakan bagian dari kompleks suci, yang sering kali memiliki taman dan air mancur. Pintu masuk hanya diperuntukkan bagi para pendeta. Sementara warga berpartisipasi dalam kehidupan keagamaan melalui prosesi perayaan dan persembahan di altar di luar.
Stoa
Stoa, atau jalan setapak tertutup, berjejer di sepanjang jalan dan menyediakan tempat berteduh bagi pejalan kaki. Ruang-ruang ini mendorong orang untuk berkumpul, berbincang, dan berbagi berita.
Struktur-struktur ini tampak seperti jalan setapak yang berdiri sendiri dengan dinding panjang dan deretan tiang di depannya. Sering kali, mereka berfungsi untuk menandai batas agora, sementara dinding belakang memiliki bukaan khusus ke toko-toko tempat para pedagang menjual barang dagangan mereka.
Teater di kota-kota Yunani Kuno
Teater, di samping agora, memiliki arti penting dalam lanskap perkotaan Yunani kuno. Struktur terbuka ini sebagian besar berbentuk setengah lingkaran, memanfaatkan lereng alami bukit untuk menciptakan susunan seperti amfiteater.
Tangga berjenjang tersebut dibagi menjadi irisan-irisan oleh anak tangga yang memanjang dari tempat duduk bawah ke atas.Pagar rendah menutupi tempat duduk tepi, sementara baris pertama memiliki sandaran batu yang disediakan untuk pejabat tinggi, pendeta, dan tamu terhormat.
Biasanya, teater memiliki ruang melingkar dan datar yang disebut orkestra, yang dipisahkan dari baris depan oleh pembatas rendah. Awalnya ditutupi pasir dan kemudian dilapisi lempengan batu, teater biasanya dapat menampung kerumunan sepuluh hingga dua puluh ribu orang.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR