Saat masyarakat berjuang untuk membangun kembali, lahan pertanian yang tidak terawat juga dapat menyebabkan penampakan hantu. Alasannya? Tanaman yang membusuk dapat menumbuhkan ergot, jamur yang sangat psikoaktif. Menurut beberapa peneliti, jamur itu berperan dalam histeria penyihir Puritan pada tahun 1690-an di Salem, Massachusetts.
Kekuatan abadi cerita hantu
Antropolog Christine dan Todd VanPool dari Universitas Missouri berpendapat bahwa cerita hantu telah bertahan di berbagai budaya. Namun cerita tersebut tidak hanya bertahan sebagai kisah yang menimbulkan rasa takut, tetapi juga sebagai alat praktis dan simbolis.
Dalam buku terbarunya, An Anthropological Study in Spirits, keduanya menyatakan bahwa cerita rakyat sering kali berfungsi untuk melindungi masyarakat. Cerita rakyat terkadang memperingatkan mereka agar menjauh dari tempat atau orang yang berbahaya. “Hantu dapat dianggap sebagai bahaya metaforis yang memperingatkan kita dalam beberapa hal dari keserakahan, kemarahan, atau sifat antisosial lainnya,” kata Christine.
Namun, penampakan hantu tidak selalu bersifat manusiawi, kata Todd. Di beberapa wilayah, seperti Pegunungan Alpen Swiss-Italia, beberapa penduduk merasakan pemandangan yang angker yang dikaitkan dengan suatu bentuk duka. Hal itu dipicu oleh hilangnya gletser tertentu. Duka tersebut adalah fenomena, imbuhnya, yang umum dialami di seluruh dunia oleh masyarakat yang menghadapi perubahan lanskap yang dahsyat.
Namun, mengapa banyak masyarakat tampak begitu ingin menakut-nakuti diri mereka sendiri secara proaktif? “Cerita hantu dapat membuat masyarakat bersatu,” kata Christine. Ikatan sosial yang terbentuk dari cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi dapat memperkuat sistem kepercayaan masyarakat. Cerita tersebut juga memastikan ritual pemakaman dipatuhi. Atau mendorong masyarakat untuk bekerja sama guna menyelesaikan pekerjaan orang yang telah meninggal.
Hal ini sangat penting di masa krisis. Misalnya, setelah gempa bumi 2023 di Turki. Saat itu para penyintas berjuang untuk meratapi orang yang mereka cintai di tengah kehancuran dengan baik. Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan “trauma sekunder” yang meluas, dengan banyak orang tidak dapat menguburkan orang yang telah meninggal. Dalam kasus seperti ini, bercerita membuat harapan dan kenangan tetap hidup.
Setelah tsunami dan bencana nuklir Jepang tahun 2011, kaidankai—cerita hantu komunal tradisional—muncul kembali. Jurnalis Richard Loyd Parry, yang menulis tentang bencana tersebut dalam Ghosts of the Tsunami, menggambarkan situasi itu. Ia mengungkapkan bagaimana para penyintas secara aktif berharap untuk melihat hantu orang yang mereka cintai. Penyintas bahkan mencari koneksi dan penyelesaian.
Dampak psikologis dari bencana ini tidak terbatas pada ground zero. Setelah tsunami 2011, Gise ingat bagaimana rekan-rekannya diminta untuk membantu komunitas Jepang di Hawaii. Mereka sangat terkejut dengan peristiwa di Pasifik.
Bagi banyak orang, katanya, kondisi seperti itu dapat meningkatkan “pengalaman” melihat hantu. “Saya pikir kita akan melihatnya lebih sering,” kata Gise. Informasi yang salah dan tingkat kecemasan yang tinggi yang dapat menyebabkan para penyintas yang rentan kambuh. Hal ini disebabkan oleh obat-obatan yang mengubah pikiran atau alkohol—semuanya meningkat, katanya.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR