Rapid eye movement (REM) adalah salah satu fase tidur yang penting. Pada tahap ini, aktivitas otak paling aktif sehingga mimpi biasa atau bahkan lucid dream terjadi di fase ini.
Laberge dalam bukunya “Lucid Dreaming: A Concise Guide to Awakenin in Your Dreams and in Your Life” menuliskan bagaimana proses fase tidur REM bisa menghadirkan lucid dream.
Proses tidur biasa berlangsung selama 90 menit awal. Setelah itu, fase tidur biasa akan beralih menjadi fase tidur REM yang akan berlangsung selama tubuh masih terlelap.
Nah, di saat tubuh sudah mulai memasuki fase tidur REM, seseorang akan bertahap mengalami kesadaran di dalam mimpinya. Namun, bukankah di saat tidur dan bermimpi Anda sedang tidak sadar?
Tentu saja hal itu sangat memungkinkan. Karena pada fase REM, aktivitas otak sangat aktif sehingga Anda cenderung mengalami mimpi yang lebih hidup dan intens.
Kesadaran bahwa tubuh sedang di bawah alam sadar biasanya terjadi secara spontan, namun bisa dipicu dengan menggunakan reality checks. Misalnya, memeriksa jam atau mencubit lengan untuk memastikan bahwa kita berada di mimpi atau kenyataan.
Ketika sudah mencapai kesadaran tersebut, memungkinkan seseorang bisa mengontrol apapun yang diinginkan di dalam mimpinya. Bisa mengubah lokasi, berinteraksi dengan objek, orang atau bahkan memanipulasi hukum fisika seperti terbang.
Penelitian sudah membuktikan bahwa lucid dream benar-benar bisa terjadi pada seseorang. Matthew P. Walker, pakar Neuroimaging di Universitas California, mengatakan “Mimpi-mimpi itu memiliki narasi kuat yang mengalir di dalamnya. Mimpi itu bersifat halusinogen.”
Kenapa bisa terjadi seperti itu? Karena bagian otak yang terlibat dalam penalaran logis dan memori kerja menjadi tidak aktif, ketika tubuh seseorang berada pada fase tidur REM. Sementara area otak seperti pusat visual dan emosional yang aktif.
Matthew berpendapat ketika seseorang mengalami lucid dream, bagian otak korteks prefrontal lateral−yakni bagian otak yang mengatur logika dan pengambilan keputusan, bekerja sama aktifnya seperti saat kita terjaga. Artinya, di saat mengalami lucid dream, kita memiliki kemampuan untuk mengontrol jalan cerita mimpi, layaknya sutradara di dalam filmnya sendiri.
Lucid dream adalah bukti bahwa pikiran manusia jauh lebih kompleks dari yang kita bayangkan. Bayangkan memiliki kendali penuh atas dunia mimpi Anda sendiri. Lucid dream seakan menjadi pintu dunia fantasi alam sadar manusia. Bukan hanya sekadar memahami prosesnya, para ilmuwan juga meneliti manfaat lucid dream untuk mengatasi fobia atau kecemasan.
Jika penelitian menujukkan bahwa kita bisa mengontrol pikiran dan tindakan di dalam mimpi lewat lucid dream, mungkinkah kita bisa mengontrolnya di dunia nyata?
Penulis | : | Neza Puspita Sari Rusdi |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR