Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani menyimpan kisah tentang seekor ular raksasa mengerikan bernama Ladon yang bertugas menjaga Taman Hesperides.
Dia harus memastikan tidak seorang pun mencuri apel emas Hesperides yang terkenal, yang disembunyikan di taman terpencil ini.
Dalam melaksanakan tugasnya, ular raksasa Ladon dibantu oleh para bidadari yang dikenal sebagai Hesperides.
Dikisahkan ketika Heracles, seorang pahlawan dikirim untuk mengambil apel emas sebagai salah satu dari Dua Belas Tugasnya, ia harus menemukan cara untuk melewati Ladon yang menakutkan.
Dalam beberapa kisah, Heracles diceritakan mampu membunuh ular itu, tetapi dalam kisah lain ia meyakinkan Atlas (ayah para Hesperides) agar putri-putrinya memberinya apel itu.
Etimologi
Nama 'Ladon,' sebenarnya jarang muncul dalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar catatan menyebut ular yang penjaga Taman Hesperides hanya Ophis atau Drakon, kata umum yang berarti 'ular.'
Karena nama Ladon sangat tidak umum, etimologinya tidak jelas. Namun, nama ini menyerupai nama ular dan naga lain dalam mitos Yunani, yang cenderung menunjukkan akhiran “-on” yang serupa; contohnya termasuk Drakon, Typhon, Python, dan Glycon.
Ladon menjaga Taman Hesperides—dan khususnya, apel emas yang tersembunyi di sana. Taman ini biasanya ditempatkan di suatu tempat di Barat, baik di dekat Atlas dan Pegunungan Atlas, “tanah orang Aethiopia,” Libya, atau sudut paling terpencil di Afrika.
Namun, sumber lain menempatkan taman tersebut di Utara Jauh, dekat tanah orang Hyperborean. Beberapa sumber kurang jelas tentang lokasinya, mengatakan bahwa taman itu berada di suatu tempat di luar Oceanus, bahkan mungkin di bawah bumi atau di ujung dunia.
Avi Kapach dalam Serpents and Dragon Ladon sebagaimana dimuat pada laman Mythopedia mengungkap bahwa Ladon adalah seekor ular berukuran besar—setara dengan apa yang sekarang kita sebut sebagai “naga.”
"Dalam salah satu tradisi, ia memiliki seratus kepala dan banyak suara yang menakutkan, seperti monster Typhoeus," kata Avi.
Baca Juga: Kecantikan Hesperides dalam Cahaya Keemasan Matahari Terbenam
"Dalam salah satu tradisi, ia memiliki seratus kepala dan banyak suara yang menakutkan, seperti monster Typhoeus," kata Avi.
Namun, ini tampaknya merupakan deskripsi yang tidak lazim, dengan sebagian besar sumber menggambarkan Ladon hanya memiliki satu kepala (meskipun beberapa representasi artistik awal menyebutkan bahwa ia memiliki dua atau tiga kepala).
Ladon juga digambarkan memiliki punggung berwarna kuning kecokelatan dan ia tidak pernah tidur. Mitografer Apollodorus memperluas kisah tentang Ladon, naga penjaga Taman Hesperides, dengan menekankan bahwa makhluk ini tidak hanya "tidak pernah tidur" tetapi juga memiliki sifat abadi.
Setelah Ladon dikalahkan—dalam beberapa versi oleh Heracles—kisahnya tidak berakhir begitu saja. Sebagai penghormatan atau pengingat atas perannya sebagai penjaga setia pohon apel emas, Ladon diabadikan di langit sebagai konstelasi Draco, yang berarti "naga" dalam bahasa Latin.
Orang Yunani juga menyebut konstelasi ini sebagai Ophis, yang berarti "ular." Dengan menempatkannya di langit, Ladon menjadi simbol keabadian, sebuah pengingat akan mitosnya yang kini dapat dilihat manusia di bintang-bintang.
Tradisi ini adalah cara mitos Yunani mengabadikan tokoh-tokoh penting, menjadikan mereka bagian dari kosmos yang selalu dikenang.
Ikonografi
"Pada pertengahan abad keenam SM, Ladon menjadi subjek populer dalam seni visual, muncul dalam karya-karya yang terkenal di zaman kuno tetapi sayangnya tidak bertahan," kata Avi.
Karya-karya tersebut termasuk patung-patung kayu yang dibuat oleh Theocles untuk Perbendaharaan Epidamnians di Olympia, yang menunjukkan ular melingkari pohon apel emas di Taman Hesperides.
Dalam karya seni yang masih ada, Ladon biasanya ditampilkan di Taman Hesperides. Sejumlah vas dari Italia Selatan menampilkan Ladon bersama dengan Hesperides atau diberi makan oleh Hesperides.
Dalam beberapa penggambaran, ia digambarkan sedang melawan Heracles, tetapi dalam penggambaran lain Heracles tampaknya menghindari ular itu dengan mengirim Atlas untuk mengambilkan apel untuknya.
Baca Juga: Bagaimana Asal-usul Upacara Pemujaan Persephone di Mitologi Yunani?
Ladon sang Penjaga Taman Hesperides
Ladon adalah penjaga Taman Hesperides yang ditakuti. Taman terpencil ini menampung apel emas yang diberikan Gaia, dewi purba bumi, kepada Hera sebagai hadiah pernikahan ketika dia menikahi Zeus.
Dalam tradisi lain, apel-apel itu dikatakan milik nimfa taman, Hesperides. Namun dalam satu sumber, taman itu sebenarnya milik Titan Atlas, yang mengangkat Ladon sebagai penjaga apel-apel itu setelah dia mengetahui dari seorang peramal bahwa apel-apel itu ditakdirkan untuk dicuri.
Atlas, sang Titan yang dipaksa Zeus untuk memanggul surga di pundaknya, sering disebut sebagai ayah dari Hesperides, para nimfa yang menjaga apel emas. Heracles pun menawarkan diri untuk menaruh surga di pundaknya sementara Atlas mengambil apel dari putrinya.
"Beberapa tradisi memiliki kisah yang berbeda-beda, ada yang menceritakan Heracles memang bertarung dengan Ladon yang mengerikan, ada juga yang konon ia hanya membuat ular itu tertidur," ungkap Avi.
"Dalam kisah lain lagi, Heracles diceritakan berhasil membunuh Ladon, lalu ia merampas apel emas dan pergi," lanjutnya.
Apollonius dari Rhodes melukiskan gambaran yang kuat tentang Hesperides yang berduka atas Ladon yang gugur tertembak oleh anak panah Heracles yang terkenal, yang diberi darah beracun dari Hydra:
"Diserang oleh Heracles, Ladon tergeletak jatuh di dekat batang pohon apel, hanya ujung ekornya yang masih menggeliat, sedangkan dari kepala hingga tulang belakangnya yang gelap jelas terbaring tak bernyawa.
"Di tempat anak panah yang beracun telah menyuntikkan empedu pahit hydra Lernaean ke dalam darahnya, luka-luka bernanah itu memancarkan kebusukan yang mematikan, membuat lalat-lalat yang hinggap di atasnya segera layu dan mati.
"Di dekatnya, para Hesperides berdiri dengan lengan pucat terangkat tinggi di atas kepala mereka yang dihiasi mahkota emas, meratap dengan suara memilukan.
"Ketika si pahlawan mendekat dengan tergesa, gadis-gadis itu tiba-tiba memudar, tubuh mereka hancur menjadi debu dan tanah, lenyap di tempat mereka berdiri seperti bayangan yang ditelan bumi."
Beberapa penulis kuno menyebutkan bahwa setelah Ladon tewas, Hera mengangkatnya ke langit dan menjadikannya sebuah konstelasi yang dikenal sebagai Ladon.
Di dekatnya, terdapat konstelasi lain yang oleh orang Yunani disebut Engonasin atau "Si Penopang Lutut," yang diyakini melambangkan Heracles dalam posisi khasnya, seolah mengabadikan pertarungan mereka di langit malam.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR