Plutarch juga menceritakan bagaimana sejak masa kecilnya Philopoemen menyukai kehidupan seorang prajurit, dan dengan mudah mempelajari pelajaran yang berkaitan dengan hal itu. Seperti pelajaran dalam pertempuran bersenjata berat dan menunggang kuda.
Selama masa mudanya, Philopoemen juga seorang pegulat yang ulung. Teman-teman dan mentornya mendorongnya untuk menekuni atletik tetapi ia menjauhi gaya hidup seorang atlet demi militer.
Philopoemen mempertahankan Megalopolis dari Spartan
Pada tahun 223 SM, Raja Cleomenes III dari Sparta menyerang Megalopolis. Spartan menyerang pada malam hari dan berhasil masuk ke kota tempat mereka menduduki pasar.
Philopoemen, yang saat itu berusia tiga puluh tahun, segera bertindak. Plutarch menceritakan bagaimana ia "datang untuk menolong warga, tetapi tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengusir musuh, meskipun ia bertempur dengan penuh semangat dan keberanian."
Meskipun demikian, ia berhasil mengevakuasi warga lainnya. Philopoemen mengalihkan perhatian orang Sparta dengan sebuah serangan yang memberi cukup waktu bagi orang Megalopolis untuk melarikan diri.
Ia terluka dan kehilangan kudanya tetapi juga berhasil melarikan diri ke kota Messene.
Diplomasi yang tidak mudah dengan orang Makedonia
Pertempuran di Megalopolis bukanlah pertemuan terakhir Philopoemen dengan pasukan Sparta. Raja Antigonus III Doson dari Makedonia menjalin aliansi dengan Liga Akhaia, Boeotia, Thessalia, dan Akarnania.
Liga Akhaia sebenarnya khawatir terhadap pengaruh Makedonia. Sebelumnya, mereka telah membuat perjanjian dengan Ptolemaios II dari Mesir untuk mendapatkan dukungan finansial dalam menggulingkan para tiran lokal yang didukung oleh dinasti Antigonid dari Makedonia.
Meskipun begitu, bekerja sama dengan Makedonia dianggap lebih baik daripada ditaklukkan oleh Sparta. Setelah Megalopolis jatuh, Philopoemen mendorong warga kota itu untuk menolak perjanjian damai yang ditawarkan Raja Cleomenes, sehingga menjadikan aliansi dengan Makedonia sebagai pilihan yang tidak bisa dihindari
Bali Larang Air Minum Kemasan Plastik, Bukti Solusi Daur Ulang Ternyata Hanya Ilusi?
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR