Nationalgeographic.co.id-Manusia di seluruh dunia merayakan Tahun Baru dengan harapan tahun baru akan membawa kesehatan, rezeki, dan kesuksesan.
Perayaan ini juga sering menyajikan beberapa makanan simbolis. Misalnya mi panjang untuk umur panjang, dua belas anggur untuk dua belas bulan keberuntungan, dan sawi hijau untuk uang.
Selain sampanye, hidangan Tahun Baru cenderung biasa-biasa saja dan murah. Ambil contoh lentil di Brasil, atau kacang polong hitam di Amerika Selatan. “Kesederhanaan makanan menunjukkan universalitas hari raya ini,” kata Amy Bentley, seorang profesor nutrisi dan studi makanan di Universitas New York.
Ada banyak tradisi makanan Tahun Baru dari berbagai budaya yang memiliki makna mendalam. Berikut ini beberapa di antaranya:
Oliebollen di Belanda
Tahun Baru di Belanda tidak akan lengkap—dan jika legenda itu benar, berbahaya—tanpa oliebollen. Donat Belanda, yang namanya secara harfiah berarti bola minyak, dimakan sepanjang tahun. Namun donat ini memiliki kekuatan pelindung selama Tahun Baru.
Cerita mengatakan dewi pagan Perchta, yang juga dikenal sebagai “penyihir Natal”, terbang melalui langit malam musim dingin. Ia mengiris perut orang-orang untuk mencari makanan.
Oliebollen adalah satu-satunya cara untuk menggagalkannya. Menurut legenda, lemak dari adonan yang digoreng akan menyebabkan pedangnya terlepas dari perut mereka.
Biasanya dibumbui dengan kayu manis, cengkeh, dan jahe, oliebollen diisi dengan beri kering, apel cincang, dan kacang almond utuh.
“Popularitasnya di bulan-bulan musim dingin mungkin sebagian disebabkan oleh ketersediaan lemak untuk menggoreng,” ungkap Sejarawan kuliner Peter Rose. Lemak tersedia dalam jumlah banyak setelah waktu penyembelihan, yang secara tradisional berlangsung pada bulan November.
Baca Juga: Ilmuwan: Bukan Salah Anda Jika Resolusi Tahun Baru Selalu Gagal!
Soup joumou di Haiti
Hidangan nasional Haiti adalah sup berbahan dasar labu yang sangat disukai. Sup ini disajikan setiap tahun pada tanggal 1 Januari, hari yang penting bagi negara Karibia tersebut.
Hidangan ini berasal dari perayaan pembebasan Haiti dari Prancis. Di bawah pemerintahan kolonial, orang Afrika yang diperbudak dipaksa untuk membudidayakan labu. Mereka juga harus menyiapkan sup untuk tuan mereka dari Prancis. Namun mereka dilarang untuk memakannya.
Haiti mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 1 Januari 1804. Marie Claire Heureuse Felicite Bonheur Dessalines—istri revolusioner utama—membagikan soup joumou kepada semua orang Haiti yang baru merdeka.
“Dalam banyak hal, ini merupakan tanda perlawanan serta simbol perubahan dan persekutuan,” kata pembuat film kelahiran Haiti Dudley Alexis.
Meskipun resepnya bervariasi, sebagian besar sup ini menggunakan daging sapi, kentang, mi, dan beberapa sayuran, labu dan rempah-rempah. Persiapan biasanya dimulai pada malam sebelumnya, pada tanggal 31 Desember.
Aktivitas memasak sup ini sering kali merupakan kegiatan keluarga bersama. “Ada unsur berbagi,” tambah Alexis. Keluarga juga saling bertukar semangkuk sup dengan tetangga. Namun pada akhirnya, semua orang akan memberi tahu Anda bahwa ibu mereka memiliki sup terbaik.
Banitsa di Bulgaria
Di tengah perayaan Tahun Baru di Bulgaria terdapat kue filo gurih yang disebut banitsa. “Hanya sedikit hal yang menggoda seperti aroma banitsa yang baru dipanggang,” kata penulis dan pengembang resep kelahiran Makedonia, Irina Janakievska.
Di antara lapisan adonan yang renyah terdapat campuran telur, yoghurt alami, dan belo salamureno sirene (keju putih yang diasinkan). Meskipun juga disantap sebagai sarapan sehari-hari, versi perayaan ini merupakan sesuatu yang istimewa.
Baca Juga: Perayaan Malam Tahun Baru, Sambut Hari Baru dengan Penuh Harapan
Pada Tahun Baru, banitsa biasanya diisi dengan token simbolis dan pesan keberuntungan, menurut Janakievska, penulis The Balkan Kitchen.
Beberapa keluarga menyembunyikan koin perak yang dimaksudkan untuk membawa keberuntungan bagi siapa pun yang menemukannya. Sementara yang lain menghiasi kue dengan ranting, dibungkus dengan potongan kertas berisi ramalan yang ditulis tangan.
“Setiap orang mengambil sepotong. Catatan yang mereka temukan diyakini dapat meramalkan keberuntungan mereka untuk tahun mendatang,” katanya.
Makanan tradisional di Amerika Latin
Dari lechon asado Kuba hingga tamale Meksiko, daging babi memiliki tempat penting di meja makan Tahun Baru di Amerika Latin. Hal ini diungkapkan oleh Sandra Gutierrez, seorang jurnalis makanan, penulis buku masak, dan pakar kuliner Amerika Latin.
Orang Amerika Latin memiliki tradisi memanggang seluruh hewan untuk merayakan hari raya. Menurut Gutierrez, tradisi ini sudah ada sejak berabad-abad lalu di Timur Tengah.
Daging babi merupakan simbol kemakmuran. Konon kepercayaan dipercaya berasal dari orang Tiongkok, yang menetap di wilayah Latin mulai akhir abad ke-19.
Tradisi Tahun Baru yang melibatkan kacang-kacangan seperti lentil dan buncis tersebar luas di Amerika Latin. Lentil, karena kemiripannya dengan koin emas, merupakan simbol kekayaan yang populer di Brasil, Chili, dan Venezuela.
Orang biasanya makan sesendok (atau lebih) lentil pada tengah malam. Di Kolombia, merupakan tradisi untuk membawa lentil mentah di saku pada hari terakhir tahun ini.
Baca Juga: Bukan Sekadar Tren, Resolusi Tahun Baru Bertahan selama Ribuan Tahun
Namun, tidak semua tradisi yang berhubungan dengan makanan dapat dimakan. Orang Kuba, Brasil, dan Meksiko sering menggunakan kantong kecil berisi lentil kering sebagai hiasan atau hadiah. Tujuannya adalah untuk saling mendoakan keberuntungan di tahun mendatang.
“Di Brasil, biji delima juga melambangkan koin,” jelas Gutierrez. Orang Brasil biasanya memakan buahnya, atau bahkan menyimpan beberapa biji di dompet mereka sepanjang tahun. Biji delima dipercaya menjadi sarana untuk menarik kekayaan.
Susu rusa di Kanada
Apa yang Anda dapatkan ketika Anda menggabungkan eggnog, es krim, dan banyak alkohol? Tentu saja susu rusa. Koktail Kanada yang meriah, yang dikenal karena sangat lembut dan sangat memabukkan, adalah minuman favorit di lingkungan militer.
Hal ini diungkap oleh Michael Boire, seorang pensiunan perwira militer dan profesor sejarah di Royal Military College of Canada.
Minuman ini biasanya dibuat dari campuran susu, buttermilk, rempah-rempah, rum, dan es krim. Seperti yang dikatakan Boire, persembahan minuman keras dapat berujung pada pesta-pesta yang luar biasa meriah atau beberapa kejadian buruk.
Susu rusa telah menjadi andalan di acara-acara sosial militer. Termasuk levees, resepsi resmi Tahun Baru yang mempertemukan pejabat pemerintah dan militer dengan masyarakat umum.
Meskipun asal muasalnya sulit dilacak, referensi pertama tentang susu rusa berasal dari sebelum Perang Dunia pertama, menurut Boire.
“Panci besar susu rusa akan membuat resepsi terus berlangsung,” katanya. “Sungguh dramatis melihat seberapa cepat tarian dimulai.”
Kamaboko di Jepang
Di Jepang, seluruh kategori makanan didedikasikan untuk tahun baru. Osechi-ryori, yang berasal lebih dari 1.000 tahun yang lalu selama periode Heian, secara tradisional disajikan dalam kotak pernis.
Di antara beraneka ragam makanan yang dikemas dalam kotak-kotak ini adalah kue ikan merah dan putih yang disebut kamaboko. Bentuknya yang seperti kubah, dengan lapisan merah di atas putih, menyerupai matahari terbit. Kamaboko dimaksudkan untuk melambangkan keberuntungan di tahun baru.
Kamaboko sering disajikan dalam o-zoni, sup berbahan dasar kedelai atau miso yang diisi dengan mochi dan sayuran.
“Biasanya ini adalah makanan pertama yang dimakan orang Jepang di tahun baru,” kata Jessica Kim, warga Amerika keturunan Jepang generasi pertama dan pemilik restoran keluarganya, Harumi Sushi, di Phoenix, Arizona.
Kue beras di Filipina
Perayaan Tahun Baru Filipina biasanya melibatkan hidangan yang rumit dengan makna simbolis—bahkan takhayul.
Ambil contoh kakanin, kata Tagalog untuk berbagai kue beras ketan. Makanan lezat perayaan ini meliputi berbagai jenis gurih. Ada puto, kue beras kukus yang biasanya disajikan dengan sup atau semur. Kemudian bibingka, kue beras yang dipanggang dalam daun pisang, sering kali diberi telur dan keju.
Makanan manis lain pun turut disajikan di Tahun Baru. Contohnya biko, kue beras yang dibuat dengan santan dan gula merah dan tikoy, kue beras manis kukus yang jadi hidangan penutup.
Lengket dan berlendir, hidangan ini dimaksudkan untuk melambangkan penguatan ikatan keluarga. Juga berfungsi sebagai magnet keberuntungan di tahun baru.
Menurut Yana Gilbuena-Babu, koki dan penulis Filipina, kebiasaan memakan nasi selama Tahun Baru sudah ada sejak Filipina pra-kolonial. Sebelum penjajahan Spanyol, beras sangat sulit ditanam sehingga hanya disajikan pada acara-acara yang sangat istimewa,.
“Nenek saya selalu memastikan bahwa beras menunjukkan kelimpahan karena itulah sesuatu yang ingin Anda salurkan,” kata Gilbuena-Babu.
Saat ini, berbagai macam hidangan berbahan dasar beras juga merupakan perpaduan budaya. Dari tikoy dan biko, yang berasal dari Tiongkok, hingga puto, yang diyakini berasal dari Tamil. “Meja makan Tahun Baru benar-benar merupakan cerminan dari semua pengaruh yang kita miliki,” ungkap Gilbuena-Babu.
Apa tradisi makanan Tahun Baru di daerah Anda?
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR