Bagi Atallah, Momentum ini menjadi peluang emas bagi para pembuat kebijakan untuk memasukkan target yang lebih ambisius dan konkret dalam melindungi serta memulihkan hutan.
Bagaimana peran negara dapat meningkatkan rencana untuk menghentikan penggundulan hutan?
Atallah dengan tegas menekankan pentingnya penetapan target yang jelas untuk menghentikan laju deforestasi dan memulai proses pemulihan hutan dalam kontribusi yang telah disepakati secara nasional oleh setiap negara. Namun, tantangannya tidaklah sederhana.
Kompleksitas masalah ini, yang melibatkan berbagai faktor seperti eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan perluasan lahan pertanian yang tidak terkendali, menuntut adanya dialog nasional yang komprehensif dan upaya mencari titik temu berbagai kepentingan.
Laporan UN-REDD juga menyoroti pentingnya melibatkan berbagai kelompok masyarakat dalam perencanaan iklim nasional. Suara masyarakat adat, masyarakat pedesaan, perempuan, dan generasi muda perlu didengarkan dan dipertimbangkan.
Negara-negara berkembang, yang menjadi episentrum masalah deforestasi, membutuhkan dukungan teknis dan finansial yang memadai untuk dapat memenuhi komitmen mereka dalam melindungi hutan.
UNEP, dalam upayanya mendukung negara-negara, berupaya memastikan bahwa sistem pembayaran atas jasa lingkungan hutan (baik dari lembaga pembangunan maupun pasar karbon) mencerminkan nilai sebenarnya dari ekosistem hutan.
Dengan demikian, negara-negara berkembang dapat memperoleh aliran pendanaan yang signifikan untuk upaya konservasi.
Laporan UN-REDD menyimpulkan bahwa harga karbon hutan perlu dinaikkan secara signifikan menjadi kisaran AS$30-AS$50 per ton karbon dioksida ekuivalen agar upaya konservasi hutan menjadi lebih menarik secara ekonomi.
Sayangnya, harga saat ini masih jauh di bawah angka tersebut, yaitu sekitar AS$10 per ton karbon dioksida ekuivalen.
“Waktu kita semakin menipis untuk mengatasi krisis iklim,” kata Atallah.
“Jika negara-negara tidak membuat kemajuan nyata dalam melindungi hutan dan memangkas emisi dengan putaran kontribusi yang ditentukan secara nasional ini, mungkin sudah terlambat untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.”
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR