Nationalgeographic.co.id—Dunia saat ini tengah berpacu dengan waktu untuk mencapai emisi nol bersih dan menghentikan laju kepunahan spesies yang mengkhawatirkan.
Tantangan ini bukan hanya masalah lingkungan semata, tetapi juga merupakan pertaruhan besar bagi perekonomian global. Para pemimpin bisnis, pemerintah, dan filantropi pun turut serta dalam upaya mengatasi krisis ini.
Platform netral seperti World Economic Forum kini menjadi wadah penting bagi berbagai pihak untuk berkolaborasi dan mencari solusi. Para pemimpin ini menyampaikan pesan yang tegas: risiko iklim tidak dapat dipisahkan dari risiko keuangan. Perubahan iklim mengancam keamanan nasional, stabilitas ekonomi, dan daya saing suatu negara di kancah global.
Dalam persaingan global yang semakin ketat, negara-negara yang mampu memimpin dalam transisi energi bersih, pengembangan kecerdasan buatan (AI), penerapan praktik bisnis berkelanjutan, serta penguasaan sumber daya kritis akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.
Investasi yang kita lakukan saat ini dalam aksi iklim akan menentukan peta perdagangan, dominasi teknologi, dan aliansi politik di masa depan. Negara-negara yang berhasil mengatasi tantangan perubahan iklim akan menjadi kekuatan ekonomi dan politik yang dominan.
Baru-baru ini, para pemimpin global dari berbagai sektor berkumpul dalam GAEA (Giving to Amplify Earth Action) Forum selama Sustainable Development Impact Meetings 2024 di New York, dan Forum’s August Leadership Meetings. Mereka sepakat bahwa untuk mengatasi krisis iklim, kita perlu melakukan transformasi sistemik pada skala global.
Para pemimpin ini mengidentifikasi enam tuas kritis yang dapat mendorong perubahan tersebut. Enam tuas ini bukan sekadar gagasan abstrak, melainkan langkah-langkah konkret yang harus segera kita ambil. Tindakan yang cepat dan terkoordinasi dari seluruh pihak sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.
1. Kembalinya dominasi keuangan bauran
Dalam lanskap global yang semakin kompleks, di mana tantangan perubahan iklim mendesak kita untuk bertindak cepat dan efektif, keuangan bauran telah muncul sebagai solusi inovatif.
Konsep ini, yang menggabungkan kekuatan modal publik, swasta, dan filantropi, menawarkan pendekatan transformatif untuk mengatasi hambatan pembiayaan tradisional dan mendorong investasi skala besar dalam solusi iklim.
Salah satu kunci keberhasilan keuangan bauran terletak pada kemampuannya untuk memanfaatkan modal katalitik filantropi. Dengan menyuntikkan modal awal dan menanggung risiko investasi melalui mekanisme seperti ekuitas junior atau kerugian pertama, filantropi berperan sebagai pemicu yang memicu partisipasi sektor swasta yang lebih luas.
Baca Juga: Kunci Mengatasi Krisis Iklim Bisa Jadi Ada di Tangan Perguruan Tinggi
KOMENTAR