Di tengah kekacauan, Jenderal Yi memberi orang-orang rasa stabilitas. Masyarakat bergantung padanya. Mereka takut jika kekuatan luar akan “menelan” mereka. Jenderal Yi, menyadari dukungan tersebut, menggulingkan Raja U dalam kudeta. Saat itu, ia pun mulai menguasai takhta lewat raja-raja boneka.
Anggota keluarga kerajaan Raja U dimanfaatkan secara bergantian. Dimulai dengan putra berusia 8 tahun, Raja Chang; diikuti oleh kerabat kerajaan jauh, Raja Gongyang.
Setelah itu, Jenderal Yi Seong-gye mendorong Raja Gongyang dari takhtanya. Ia memahkotai dirinya sendiri sebagai Raja Taejo pada tahun 1392. 475 tahun pemerintahan Goryeo berakhir, dan Dinasti Joseon bangkit. Namun, permainan untuk memperebutkan takhta masih jauh dari kata selesai dalam sejarah Korea.
Peran penting Yi Bang-won dalam perebutan Takhta Phoenix
Yi Bang-won, putra kelima, telah memainkan peran penting dalam membantu ayahnya naik ke tampuk kekuasaan. Meskipun berasal dari latar belakang non-bangsawan, Bang-won menunjukkan kecakapan akademis, lulus ujian pegawai negeri yang terkenal sulit. Ia dikenal karena kecerdasannya dan kemampuannya membaca lanskap politik.
Naluri membimbingnya dalam pengambilan keputusan. Bang-won selalu ingin menjadi bagian dari dunia ayahnya. Ia menggunakan kualitas-kualitas ini untuk membantu sang ayah menavigasi ranah politik yang rumit dan sering kali berbahaya.
Bang-won-lah yang dapat melihat sejarah terbentang di depan matanya di balik cakrawala. Perubahan sedang terjadi dan kekuasaannya akan bangkit.
Bang-won meyakinkan ayahnya untuk melancarkan pemberontakan. “Dinasti Goryeo lemah dan korup,” katanya. Dinasti yang berkuasa harus digulingkan jika mereka ingin meletakkan dasar bagi pemerintahan yang baru dan stabil.
Bang-won adalah seorang pemimpin militer, ahli strategi politik, dan “pembuat” raja. Ia memimpin pasukan untuk menekan pemberontakan dan menjaga ketertiban. Bang-won membantu mendirikan Dinasti Joseon yang baru.
Sebagai pemimpin militer, Bang-won mengatasi Pemberontakan Serban Merah (1388) dan Pemberontakan Sambyelcho (1392). Ia juga mengamankan ibu kota Hanyang dari ancaman pemberontak.
Putra Yi itu menunjukkan kesabaran seekor kura-kura dalam pertempuran dan kelincahan seekor kelinci dalam taktik militer. Mewujudkan yin dan yang untuk mengamankan kekuasaan dinasti yang baru.
Ia menjalani impian masa kecilnya, berjuang bersama dan untuk ayahnya. Dan ia melakukannya dengan sangat baik. Pertempuran militer sangat penting bagi keberhasilan Yi Seong-gye dalam mendirikan Dinasti Joseon dan mengonsolidasikan kekuasaan.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR