Namun, syukurlah bintang-bintang lain masih sangat jauh, berjarak tahun cahaya dari kita. Akan tetapi, ruang angkasa yang lebih dekat, tepatnya di Orbit Bumi Rendah (LEO), ternyata menyimpan ancaman yang tak kalah serius.
LEO, yang membentang pada ketinggian antara 160 hingga 2.000 kilometer di atas permukaan Bumi, selama ini menjadi wilayah yang sangat penting bagi aktivitas manusia di luar angkasa.
Ribuan satelit berseliweran di orbit ini, menjalankan berbagai misi penting seperti komunikasi, pengamatan Bumi, navigasi, dan penelitian ilmiah. Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) adalah salah satu penghuni LEO yang paling terkenal, mengorbit Bumi pada ketinggian rata-rata 400 kilometer.
Sayangnya, kegemerlapan aktivitas manusia di LEO ini telah meninggalkan bekas yang buruk. Selama lebih dari enam dekade eksplorasi ruang angkasa, kita telah mengubah LEO menjadi semacam tempat pembuangan sampah raksasa. Jutaan potongan sampah antariksa kini bertebaran di orbit, mengancam keselamatan misi-misi luar angkasa di masa depan.
Sampah antariksa ini terdiri dari berbagai macam benda buatan manusia, mulai dari pecahan pesawat ruang angkasa yang besar hingga partikel cat yang sangat kecil. Roket bekas, satelit mati, dan serpihan dari ledakan benda-benda yang bergerak dengan kecepatan tinggi hingga 28.000 kilometer per jam juga turut menyumbang pada masalah ini.
Ancaman hujan sampah dari ruang angkasa
Jutaan kepingan kecil sampah tersebut pada akhirnya bisa memicu suatu bahaya besar jika sampai saling bertabrakan. Ini bukanlah skenario dalam film fiksi ilmiah, melainkan sebuah ancaman nyata yang dikenal sebagai Sindrom Kessler.
Dinamakan berdasarkan ilmuwan NASA, Donald Kessler, yang pertama kali memperingatkan kita pada tahun 1978, sindrom ini menggambarkan situasi di mana kepadatan puing-puing antariksa di LEO mencapai titik kritis.
Akibatnya, tabrakan antar puing akan terjadi secara beruntun, menciptakan efek domino yang dapat membungkus planet kita dalam lapisan sampah antariksa yang berbahaya.
Sejak tahun 1978, jumlah satelit yang mengorbit Bumi terus meningkat drastis. Rata-rata, sekitar 110 satelit baru diluncurkan setiap tahunnya, sementara setidaknya 10 satelit atau objek lainnya mengalami kehancuran menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil.
Peningkatan jumlah objek di LEO ini secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya tabrakan. Setiap tabrakan akan menghasilkan lebih banyak puing, memperparah situasi dan menciptakan lingkaran setan yang sulit dihentikan.
Baca Juga: Sampah Luar Angkasa Bisa Merusak Satelit dan Membunuh Astronaut
KOMENTAR