Konsekuensi dari Sindrom Kessler sangatlah serius. Satelit yang mengorbit di LEO, termasuk ISS, akan terus-menerus terancam oleh tabrakan dengan puing-puing. Sebagai contoh, ISS telah beberapa kali melakukan manuver evasif untuk menghindari tabrakan dengan objek-objek yang bergerak cepat di luar angkasa.
Dalam salah satu insiden terbaru, sebuah puing antariksa bahkan melintas hanya sejauh empat kilometer dari ISS. Bayangkan betapa bahayanya situasi ini bagi para astronot yang hidup dan bekerja di sana.
Jika Sindrom Kessler benar-benar terjadi, dampaknya akan sangat luas dan terasa di seluruh dunia. Layanan penting seperti internet, sistem navigasi GPS, prakiraan cuaca, komunikasi telepon seluler, siaran televisi, dan berbagai teknologi lainnya yang bergantung pada satelit akan terganggu atau bahkan lumpuh total.
Bayangkan hidup tanpa akses internet atau tidak bisa lagi menggunakan ponsel untuk berkomunikasi. Kehidupan modern yang kita nikmati saat ini akan mengalami gangguan yang sangat signifikan.
Kurangnya inisiatif global
Menurut data Badan Antariksa Eropa, terdapat lebih dari 13 juta kilogram material yang mengorbit Bumi, dengan sekitar 35.000 objek di antaranya sedang dipantau secara ketat. Dari jumlah tersebut, 9.000 merupakan satelit aktif, sementara sisanya adalah puing-puing berukuran lebih dari 10 sentimeter.
Namun, jumlah total objek berukuran lebih dari 1 sentimeter, yang cukup besar untuk menyebabkan kerusakan parah, diperkirakan jauh lebih besar, mencapai lebih dari satu juta.
Setiap harinya, rata-rata satu objek jatuh kembali ke Bumi. Sayangnya, tidak semua objek terbakar habis saat memasuki atmosfer. Insiden di tahun 1969, di mana lima pelaut Jepang terluka akibat hantaman puing-puing antariksa, menjadi bukti nyata bahaya yang mengintai. Baru-baru ini, pada Desember 2024, sebuah cincin logam seberat 500 kilogram jatuh di sebuah desa terpencil di Kenya.
Negara-negara yang aktif dalam eksplorasi ruang angkasa, sangat bergantung pada satelit, menjadi kontributor utama permasalahan ini. Meskipun risiko kehilangan satelit semakin tinggi, belum ada upaya serius untuk membersihkan LEO. Motivasi utama mereka saat ini adalah melindungi satelit mereka sendiri, bukan menyelamatkan lingkungan luar angkasa.
Perlu dipahami bahwa permasalahan sampah antariksa bukanlah tanggung jawab satu negara saja, melainkan menjadi tanggung jawab bersama bagi seluruh negara yang terlibat dalam eksplorasi ruang angkasa.
Fenomena Sindrom Kessler semakin mengancam kelangsungan eksplorasi ruang angkasa di masa depan.
Kurangnya inisiatif global untuk mengatasi masalah ini telah membawa kita pada situasi yang kritis. Jika tidak segera ditangani, lingkungan LEO akan menjadi tidak berkelanjutan dalam jangka panjang.
Sejarah telah membuktikan bahwa umat manusia mampu bersatu untuk mengatasi tantangan besar. Kini, saatnya kita bekerja sama untuk menyelamatkan ruang angkasa bagi generasi mendatang.
KOMENTAR