Nationalgeographic.co.id—Ketika musim durian tiba, udara di beberapa ruas jalan pun berubah. Aroma khas durian yang tajam, manis, dan dengan sedikit jejak fermentasi, menyusup ke rongga-rongga hidung para pejalan atau pengendara. Aroma itu terbawa angin dari mobil pikap atau tenda-tenda pedagang durian musiman di pinggir jalan.
Para pedagang menumpuk buah durian hingga bergunung-gunung. Di sekelilingnya, tampak para pembeli mengamati buah eksotis itu dengan cermat. Sebagian ada yang menghirup dan mengetuk-ngetuk kulitnya yang berduri dengan pisau, mencari buah dengan tingkat kematangan sempurna.
Durian (Durio zibethinus L.) dikenal sebagai "raja buah" karena kulitnya yang berduri tajam serta aromanya yang begitu kuat. Bagi sebagian orang, aroma durian sangat harum dan menggoda selera. Namun, bagi yang lain, terlalu menyengat untuk ditoleransi.
Ada yang bilang, aromanya seperti campuran belerang dan bawang busuk. Tak hanya itu, aromanya yang tajam juga menempel pada benda-benda seperti kain, plastik, dan kulit. Maka tak jarang, durian sering dilarang untuk dibawa ke beberapa tempat, seperti hotel, transportasi umum, dan pesawat.
Bagi para penggemarnya, aroma durian yang harum akan terasa menggoda. Mencium aromanya saja, sudah terbayang rasa manis buahnya yang khas.
Saat kulitnya yang berduri berhasil dibuka, aromanya akan semakin menguar. Kemudian, tampaklah butir-butir buah durian yang mengisi rongga-rongga di dalamnya.
Tergantung jenisnya, buah durian dapat berwarna putih, kuning, atau merah. Saat dicicip, tekstur buahnya lembut dan creamy.
Durian dapat dinikmati dalam kondisi segar atau diolah menjadi berbagai hidangan, dari es krim hingga makanan tradisional yang kaya rasa. Namun, daya tarik durian tak hanya terletak pada rasanya yang khas, buah ini juga menyimpan manfaat kesehatan yang luar biasa.
Durian yang Kaya Nutrisi dan Padat Energi
Durian adalah buah yang kaya akan nutrisi. Berdasarkan data dari laman USDA, durian memiliki kandungan vitamin C, vitamin B kompleks (seperti tiamin, vitamin B6, dan riboflavin), serta mangan dan kalium. Kemudian, tidak seperti kebanyakan buah lain, durian mengandung lemak, sehingga kalorinya lebih tinggi.
Baca Juga: Unik, Durian Asli NTB Ini Tidak Memiliki Duri Tajam Seperti Biasanya
Dalam sebuah studi bertajuk “Bioactive Compounds, Nutritional Value, and Potential Health Benefits of Indigenous Durian (Durio Zibethinus Murr.): A Review”, para peneliti melaporkan bahwa durian juga merupakan buah padat energi dengan beragam manfaat kesehatan.
“Durian kaya akan makronutrien (gula dan lemak) dan mikronutrien (kalium), serat makanan, dan senyawa volatil. Durian merupakan buah yang padat energi karena kandungan gula dan lemaknya yang tinggi, sehingga dapat berkontribusi pada asupan kalori harian dan berpotensi meningkatkan kadar gula darah setelah makan,” ungkap Nur Atirah A Aziz dan rekan penelitinya Abbe Maleyki Mhd Jalil dalam makalah studi tersebut.
Namun, keistimewaan durian tidak hanya terletak pada kandungan energinya. Buah ini juga mengandung polifenol bioaktif, yang diketahui memiliki sifat antioksidan kuat berdasarkan uji laboratorium (in vitro). Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami efek polifenol ini dalam tubuh manusia maupun hewan.
Studi pada hewan, baik di laboratorium (in vitro) maupun langsung dalam tubuh (in vivo), menunjukkan bahwa durian memiliki manfaat kesehatan, seperti menurunkan kadar gula darah (anti-hiperglikemik), mencegah penyumbatan pembuluh darah (anti-aterosklerotik), menghambat pertumbuhan sel abnormal (anti-proliferatif), serta mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus (probiotik).
Karena kaya akan senyawa bioaktif, durian berpotensi digunakan sebagai bahan utama dalam pengembangan makanan fungsional. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk memastikan manfaat kesehatannya.
Perdebatan Sengit Peneliti tentang Benarkah Orang-Orang di Zona Biru Hidup Lebih Lama
Source | : | USDA,MDPI |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR