Kip Thorne, Fisikawan Teoretis di Balik Ilmu Pengetahuan "Interstellar"
Keakuratan ilmiah "Interstellar" sangat dipengaruhi oleh fisikawan teoretis Caltech, Kip Thorne. Ia adalah konsultan ilmiah sekaligus produser eksekutif film ini.
Thorne, yang dikenal sebagai sahabat dari tokoh-tokoh besar seperti Stephen Hawking dan Carl Sagan, adalah pakar astrofisika yang meraih Nobel Fisika pada tahun 2017 atas risetnya tentang gelombang gravitasi. Menurut majalah Wired, ide awal "Interstellar" justru datang dari Thorne dan produser Lynda Obst pada awal tahun 2000-an, jauh sebelum Nolan terlibat.
Ketertarikan Christopher Nolan pada konsep waktu mendorongnya untuk berkonsultasi dengan Thorne tentang perubahan ruang dan waktu dalam "Interstellar".
Dalam bukunya, "The Science of Interstellar", Thorne menjelaskan bagaimana teorinya membantu memvisualisasikan lubang hitam dalam film dan dampaknya pada waktu.
Dalam film, pesawat Endurance menjelajahi Gargantua, lubang hitam fiksi yang ukurannya 100 juta kali lebih besar dari Matahari. Fitur visual utama Gargantua adalah cakram materi berputar di sekitarnya, yang disebut cakram akresi. Cakram ini terbentuk akibat gravitasi ekstrem dan mengandung gas serta debu yang memancarkan cahaya dan panas ke sistem bintang di sekitarnya.
Gravitasi kuat cakram inilah yang menyebabkan perlambatan waktu bagi tokoh Cooper, sesuai dengan teori relativitas umum Albert Einstein yang menyatakan waktu melambat di medan gravitasi yang lebih kuat. Karena Endurance mengorbit dekat dengan lubang hitam, waktu bagi Cooper berjalan lebih lambat.
Penggambaran Lubang Hitam yang Akurat, Mendahului Bukti Nyata
Salah satu faktor yang membuat "Interstellar" mendapatkan pujian adalah keberhasilannya dalam menyajikan visualisasi lubang hitam yang sangat mendekati kenyataan, bahkan sebelum adanya bukti nyata pertama tentang penampakannya.
Menariknya, penggambaran lubang hitam dan cakram gravitasi tinggi dalam film ini sebagian besar didasarkan pada sketsa teoretis, yang dikembangkan jauh sebelum foto lubang hitam pertama berhasil diabadikan. Faktanya, visualisasi akurat ini muncul sekitar lima tahun sebelum bukti nyata pertama penampakan lubang hitam berhasil diperoleh.
Alih-alih menggambarkan lubang hitam sebagai lubang dua dimensi seperti penggambaran umum sebelumnya, tim efek visual "Interstellar" di bawah pengawasan Paul Franklin berhasil menciptakan variasi medan gravitasi tinggi yang terdistorsi dengan tampilan bola tiga dimensi yang jauh lebih realistis.
Penggambaran lubang hitam dalam film ini terbukti sangat akurat, bahkan menyerupai foto-foto nyata yang berhasil diperoleh oleh Event Horizon Telescope (EHT) pada tahun 2019.
KOMENTAR