Nationalgeographic.co.id—Mengalami kesulitan tidur bukanlah hal yang baru. Orang-orang melakukan beragam cara demi mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari. Belakangan, sebuat tren muncul di TikTok. Tren viral yang disebut sleepmaxxing membanjiri feed dengan teknik yang kreatif—dan terkadang mengejutkan.
Dari penutup mulut dan pelebar lubang hidung hingga koktail “sleepy girl”. Koktail ini dicampur magnesium dan strategi tidur siang yang dipicu kiwi. Para pengguna TikTok berbagi rahasia mereka untuk mencapai istirahat yang lebih dalam dan lebih memulihkan.
Tetapi apakah kiat-kiat ini benar-benar berhasil? Dan apakah aman? Para ahli tidur mempertimbangkan sains di balik sleepmaxxing serta potensi risikonya. Mereka juga mencari tahu mengapa begitu banyak orang beralih ke media sosial untuk mendapatkan saran tentang masalah universal. Seperti masalah tidur.
Apa itu sleepmaxxing?
Singkatnya, sleepmaxxing adalah istilah umum untuk kiat, trik, gawai, atau kiat apa pun yang dapat membantu Anda tidur lebih cepat, lebih lama, dan berkualitas. Nama itu sendiri merupakan anggukan kepada “looksmaxxing,” tren TikTok lain yang berfokus pada pengoptimalan penampilan.
“Sleepmaxxing sangat populer sekarang. Orang-orang menyadari pentingnya tidur sehubungan dengan kesejahteraan mereka secara keseluruhan,” kata Clete A. Kushida, seorang ahli saraf dan pakar tidur di Stanford Health Care.
“Dengan lebih banyak pelacak kesehatan dan perangkat untuk pelacakan tidur, mereka dapat memperoleh informasi harian tentang tahapan tidur. Orang-orang melakukan sleepmaxxing karena ingin menemukan cara untuk memaksimalkan kesehatan mental dan fisiknya. Atau mereka mengalami kesulitan tidur dan mencari solusi mudah untuk memperbaikinya,” tambahnya.
Apakah kiat-kiat sleepmaxxing benar-benar berhasil?
Jadi, dapatkah kiat-kiat tidur viral ini benar-benar meningkatkan istirahat, atau apakah ini lebih tentang efek plasebo?
“Beberapa intervensi seperti melatonin telah terbukti efektif dalam beberapa uji coba acak, double-blind, terkontrol plasebo. Sementara intervensi lain, seperti menutup mulut dengan selotip, belum diuji secara sistematis dalam uji coba terkontrol semu,” kata Kushida.
Namun, beberapa cara memiliki akar dalam sains. Kacamata pemblokir cahaya biru, misalnya, membantu mengatur ritme sirkadian. Sementara makan kiwi sebelum tidur telah terbukti meningkatkan serotonin dan melatonin. Juga meningkatkan kualitas tidur dan pemulihan otot pada atlet, menurut sebuah penelitian.
Baca Juga: Tips Sehat Sains: Cara Tidur Cukup Selama Bulan Puasa Menurut Dokter
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR