Kepribadian Anne Boleyn
Seperti yang disebutkan sebelumnya, ada banyak laporan tentang Anne Boleyn versi anggun dan menawan. Namun, Anne juga memiliki temperamen yang buruk dan tidak mau mengalah untuk mengungkapkan pikirannya. Duta Besar Spanyol Eustace Chapuys pernah menyebutkan tentang temperamennya. Konon ketika Anne Boleyn menginginkan sesuatu, tidak ada seorang pun yang berani menentangnya. Bahkan Raja Henry VIII sendiri. Ketika dia tidak ingin melakukan apa yang diinginkannya, dia berperilaku seperti orang yang sedang marah.
Ketika melihat Henry VIII memberi Jane Seymour sebuah liontin yang berisi potret mereka, Anne Boleyn langsung mencabutnya dari lehernya. Hal itu dilakukannya dengan sangat keras hingga Jane Seymour terluka.
Dengan temperamen yang begitu ganas, apa yang dulu menarik hati raja kini menjadi tidak tertahankan. Namun, keengganannya untuk dipermalukan atau diabaikan membuatnya mendobrak pola istri dan ibu yang lemah lembut dan penurut. Sikap ini mungkin ditanamkan pada putrinya Elizabeth I. Alhasil, Elizabeth I merupakan simbol otonomi dan kekuatan perempuan hingga kini.
Pengadilan dan eksekusi
Setelah keguguran seorang putra pada tahun 1536, kesabaran raja mulai menipis. Entah karena pengaruh penasihatnya atau obsesi ahli waris, Anne Boleyn berubah dari ratu menjadi tahanan. Ia dieksekusi hanya dalam waktu 3 minggu setelah ditawan.
Anne Boleyn mendapatkan banyak tuduhan, yang sekarang dipahami secara luas sebagai tuduhan palsu. Tuduhan tersebut mencakup perzinahan dengan lima pria berbeda, inses dengan saudara laki-lakinya, dan pengkhianatan tingkat tinggi.
Setelah ditangkap dan dipenjara di Tower, ia pingsan, menuntut untuk mengetahui keberadaan ayah dan saudara laki-lakinya. Ayahnya sebenarnya akan duduk di juri pengadilan terdakwa lainnya. Jadi, sang ayah akan menghukum mati dia dan saudara laki-lakinya.
Namun, ia dilaporkan bersikap riang pada pagi hari tanggal 19 Mei. Ia berdiskusi dengan polisi William Kingston tentang keterampilan pendekar pedang yang disewanya secara khusus. Anne Boleyn berkata, “Saya mendengar bahwa algojo itu sangat hebat, dan leher saya pendek.” ia melingkarkan tangannya di leher sambil tertawa.
Laporan saksi mata dari eksekusi yang belum pernah terjadi sebelumnya menyatakan bahwa ia menahan diri dengan berani. Anne Boleyn menyampaikan pidato yang semakin kuat seiring berjalannya waktu, membuat hadirin menangis.
Ia berkata, “Jika ada orang yang mencampuri urusan saya, saya ingin mereka menghakimi yang terbaik.” Ia secara efektif menyatakan ketidakbersalahannya dan membuat sebagian besar sejarawan yang mempercayainya.
Source | : | History Hit |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR