Menurut Kumar, sejumlah orang seperti pejabat pemerintah, antropolog, dan nelayan, telah mencoba masuk ke pulau itu sebelumnya, tetapi suku tersebut jelas bertekad untuk menjalani hidup mereka tanpa gangguan dari luar.
Contohnya saja setelah tsunami 2004 ketika tim penyelamat dengan helikopter dan perahu mendekati pulau itu untuk memeriksa korban, namun mereka disambut dengan panah dan tombak. Jika suku Sentinel selalu bereaksi demikian, lantas bagaimana tim akan melakukan penyelidikan?
Meski demikian, masih ada banyak empati terhadap keluarga korban, terutama atas kenyataan bahwa jasad para nelayan tersebut kemungkinan besar tidak akan pernah bisa ditemukan dari kuburan pantai Pulau Sentinel.
Salah polisi mengatakan, "Terlalu berbahaya." Jika mereka masuk dengan senjata, mereka akan menghadapi kecaman internasional.
Namun, jika mereka masuk tanpa senjata, mereka akan dibunuh dengan panah beracun dan anak panah berlumuran darah.
Di sisi lain, mereka berpendapat bahwa hukum harus ditegakkan. Pembunuhan tidak dapat diterima, mereka (suku Sentinel) telah melanggar hukum paling mendasar manusia.
Changal Das, istri Sundar Raj, menuntut penyelidikan polisi atas pembunuhan tersebut dan mengklaim dia mungkin akan membawa kasusnya ke pemerintah India.
Dia mengatakan kepada The Observer bahwa dia akan menghadapi tuntutan hukum. "Suami saya telah dibunuh dan tidak ada seorang pun yang peduli terhadap saya dan keluarga saya. Pemerintah dan polisi telah lepas tangan dari masalah ini: tampaknya tidak ada yang ingin menyinggung suku tersebut, tetapi dua orang telah terbunuh."
Changal Das ingin mayat-mayat itu ditemukan dan polisi menangkap para pembunuhnya. Menurutnya, apakah suaminya melakukan perburuan liar atau tidak, dia tidak pantas dibunuh dengan kapak.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR