Untuk mendokumentasikan situs temuan, para peneliti memanfaatkan kamera dan drone guna merekam detail jejak-jejak kaki dinosaurus dan menyusunnya dalam bentuk model 3D. Jejak kaki Megalosaurus tercatat memiliki panjang sekitar 65 sentimeter, sementara jejak dari sauropoda yang lebih besar bisa mencapai 90 sentimeter.
Berdasarkan ukuran dan jarak antar jejak, tim peneliti memperkirakan bahwa kedua jenis dinosaurus tersebut—baik Megalosaurus maupun sauropoda—melangkah dengan kecepatan sekitar 5 kilometer per jam. Ini setara dengan kecepatan rata-rata manusia berjalan, menurut pernyataan yang mereka sampaikan.
Megalosaurus dan Cetiosaurus
Saat fosil Megalosaurus dan Cetiosaurus pertama kali ditemukan pada 1800-an, keduanya sama-sama disalahartikan. Megalosaurus, yang kini diketahui sebagai predator berkaki dua menyerupai Tyrannosaurus rex, dulunya diperkirakan sebagai makhluk pendek berkaki empat. Sementara Cetiosaurus, alih-alih dikenali sebagai herbivora darat berleher panjang, ia justru digambarkan sebagai predator laut mirip buaya.
Para peneliti kini akan menggunakan model dan bukti fosil lainnya untuk mempelajari lebih lanjut tentang dinosaurus ini dan lingkungannya.
“Preservasinya sangat detail sehingga kita bisa melihat bagaimana lumpur tertekan dan berubah bentuk ketika kaki dinosaurus masuk dan keluar,” kata Duncan Murdock, ilmuwan geologi dari Museum Sejarah Alam Universitas Oxford yang ikut serta dalam penggalian tersebut.
“Bersama dengan fosil lain seperti liang, kerang, dan tumbuhan, kita bisa menghidupkan kembali lingkungan laguna berlumpur yang dilalui dinosaurus tersebut,” pungkasnya.
Penemuan di Tambang Dewars Farm bukan sekadar kumpulan jejak kaki purba—ia adalah potongan kisah masa lalu yang tertinggal di atas batu, menunggu untuk diceritakan kembali. Di setiap lekukan lumpur yang membatu, tersimpan jejak kehidupan dari zaman ketika daratan Inggris dilintasi oleh makhluk raksasa yang kini hanya bisa kita bayangkan.
Lewat mata kamera, drone, dan ketekunan para ilmuwan, kita diajak menyusuri kembali "jalan raya" yang pernah dilalui para penghuni bumi terbesar sepanjang sejarah. Sebuah pengingat bahwa di bawah kaki kita, selalu ada kisah luar biasa yang terkubur, menanti untuk ditemukan.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR