Namun, hasil penelitiannya saat itu masih belum konsisten. Kemudian, pada tahun 1947, American Journal of Surgery melaporkan bahwa turunan klorofil terbukti membantu mengurangi bau tidak sedap pada pasien yang terluka di rumah sakit militer.
Memasuki tahun 1950-an, klorofil mulai dipasarkan sebagai bahan yang ampuh untuk menghilangkan bau badan dan mendetoksifikasi tubuh. Sejak saat itu, produk-produk yang mengandung klorofil bermunculan di rak-rak toko, termasuk pasta gigi, sabun, hingga permen karet.
Meski sempat meredup, tren klorofil kembali mencuat pada pertengahan 2010-an. Para YouTuber mulai memasukkan klorofil cair ke dalam rutinitas kesehatan pribadi mereka.
Kini, di era media sosial dan meningkatnya popularitas para influencer gaya hidup sehat di Instagram maupun komunitas #HealthTok di TikTok, kebiasaan ini menjadi sangat viral.
Hingga saat ini, tagar #chlorophyll telah ditonton lebih dari 81 juta kali hanya di TikTok. Namun sayangnya, informasi yang tersebar di media sosial tentang khasiat klorofil sebagian besar masih bersifat anekdot, hanya berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing influencer.
Jarang ada yang mempertimbangkan faktor-faktor gaya hidup lain yang mungkin turut memengaruhi persepsi mereka terhadap kondisi kesehatan yang membaik.
Benarkah Minum Air Klorofil Memberikan Manfaat?
Beberapa klaim manfaat dari air klorofil antara lain meredakan sembelit, membantu mengatasi jerawat, memperbaiki pencernaan, dan meningkatkan energi. Sementara itu, klaim yang lebih besar mencakup detoksifikasi tubuh, membantu menurunkan berat badan, hingga mencegah kanker.
“Penelitian menunjukkan bahwa klorofil mungkin bekerja dengan cara menghambat penyerapan karsinogen potensial seperti nitrosamin yang terdapat dalam daging olahan,” ujar Ellen Kornmehl, seorang pensiunan dokter kanker dari Harvard Medical School.
Ia juga menambahkan bahwa klorofil dapat “menghambat kerusakan gen dan stres oksidatif,” yang berarti klorofil mungkin dapat mengurangi dampak negatif toksin lingkungan seperti polusi udara terhadap DNA kita, serta bertindak sebagai antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas.
Namun, Kornmehl juga mengingatkan bahwa ada catatan penting yang perlu diperhatikan: klorofil dapat menimbulkan efek samping, seperti meningkatkan sensitivitas terhadap cahaya, berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, dan dalam beberapa studi, bahkan diduga dapat mendorong perkembangan tumor.
Selain itu, suplemen klorofil juga mengandung tembaga, dan jika dikonsumsi berlebihan, bisa menyebabkan toksisitas tembaga dalam tubuh.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR