Banyak influencer bersumpah bahwa kulit mereka menjadi lebih cerah dan bersih sejak rutin mengonsumsi air klorofil. Namun, sebagian pihak berpendapat bahwa perubahan pada kulit tersebut kemungkinan besar hanya disebabkan oleh peningkatan asupan air dan hidrasi secara umum—yang memang secara alami dapat membantu pencernaan, meredakan sembelit, dan meningkatkan energi.
Sebuah studi klinis tahun 2014 tentang efektivitas klorofil untuk pengobatan jerawat memang menemukan adanya penurunan jerawat dan produksi sebum. Namun, perlu dicatat bahwa penelitian tersebut menggunakan klorofilin topikal, bukan suplemen yang diminum.
“Produsen suplemen sering mengklaim bahwa klorofil memiliki berbagai manfaat, tetapi sangat sedikit klaim tersebut yang didukung oleh bukti ilmiah,” jelas Vijaya Surampudi, pakar nutrisi dari UCLA.
Ia menekankan bahwa riset mengenai apa yang sebenarnya dilakukan klorofil terhadap tubuh manusia masih sangat terbatas, dan sebagian besar studi yang ada sejauh ini masih dilakukan pada hewan.
Jalan Alami untuk Mencukupi Klorofil
Jika kamu masih penasaran dengan manfaat klorofil, cara paling alami dan mudah untuk mendapatkannya adalah dengan mengonsumsi sayuran hijau. Makanan yang kaya akan klorofil meliputi bayam, collard greens (sejenis kubis hijau), mustard greens (daun sawi), alfalfa, peterseli, kubis hijau, asparagus, chlorella, dan spirulina.
“Mengonsumsi makanan utuh, terutama sayuran berdaun hijau tua, adalah pilihan terbaik,” kata Ellen Kornmehl. “Sayuran tersebut menawarkan ‘paket lengkap’ senyawa nabati alami seperti beta-karoten, lutein, vitamin E, serat, serta polifenol antiinflamasi yang kuat—semuanya mendukung kesehatan dan dapat bekerja secara sinergis.”
--
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat! Dapatkan berita dan artikel pilihan tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui WhatsApp Channel di https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News di https://shorturl.at/xtDSd. Jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan ilmu dan informasi!
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR