Adegan pada babak terakhir, Satiawati melangkah ke arah Kambudja, sembari berkata, "Ya, tiap-tiap perintang revolusi dia harus pergi! Apalagi kau, yang sudah terbukti membunuh seorang pahlawan seperti Santoso. Kau harus mati! ... Ayo, serukanlah: Merdeka!"
Akhir cerita, Dokter Kambudja tewas di tangan gadis pujaannya sendiri. Kejahatannya bukan sekadar pelanggaran terhadap hukum, tetapi juga pengkhianatan kode etik yang menjadi fondasi kedokteran.
Moral cerita dari drama karya Sumardjo ini relevan sampai hari ini. Dia mengkritik penyalahgunaan kekuasaan dan ambisi pribadi. Kedua perkara itu bisa mengotori nilai-nilai luhur dalam profesi medis. Kemuliaan sebagai manusia tidak ditentukan oleh pencapaian pendidikan, melainkan pencapaian akhlak. Kita sepatutnya berterima kasih kepada dokter-dokter yang senantiasa memuliakan kemanusiaan, bukan yang mengorbankan pasien demi keinginan pribadinya.
Kejahatan berjamaah di rumah sakit dalam Coma, terbit 1977
Karya sastra ini merupakan gubahan penulis asal Amerika Serikat, Robert Brian Cook—atau bekennya Robin Cook. Sang sastrawan ini sohor sebagai seorang dokter dan penulis novel mencekam bergenre medis. Setahun setelah novel ini terbit, sebuah film yang menampilkan kisah dan judul yang sama dirilis di Amerika Serikat.
Coma mengeksplorasi praktik ilegal dalam dunia medis. Sekelompok dokter dan pihak rumah sakit terlibat sebagai dalang kejahatan. Mereka secara sistematis mengambil organ dalam secara paksa. Bahkan, mereka melakukan rekayasa medis tanpa meminta persetujuan pasien. Ada upaya investigasi dengan dilema etis. Cook ingin menunjukkan betapa kepercayaan terhadap institusi medis bisa disalahgunakan untuk tujuan jahat.
Sekonyong-konyong Boston General Hospital berubah menjadi kacau. Sejumlah pasien yang melewati tindakan operasi itu berada dalam kondisi koma. Mereka mengalami keadaan tidak sadar yang berkepanjangan.
"Salah satu fakta yang paling mengherankan, hanya lima puluh persen dari kasus itu yang pernah didiagnosis. Saya merasa itu luar biasa; bukankah kamu setuju? Artinya, lima puluh persen dari kasus itu tidak pernah didiagnosis. Para pasien itu begitu saja masuk ke ruang gawat darurat dalam keadaan koma dan meninggal. Begitu saja," kata Susan.
Para tenaga medis pun mencium teka-teki. Pada awalnya mereka kira kejadian koma itu merupakan komplikasi medis yang lumrah. Namun, mereka menemukan pola yang tidak lumrah. Keanehan ini memicu penyelidikan, apakah ada tim medis yang memiliki agenda tersembunyi.
Tokoh utamanya adalah Dokter Susan Wheeler. Seorang tenaga medis muda yang melihat kejanggalan dalam kasus-kasus pasien koma. Kendati demikian, rekan-rekan sejawatnya memandang Susan terlalu berlebihan dalam melihat kasus ini.
Baca Juga: Kuak Pendidikan Sekolah Dokter Djawa di Hari Kebangkitan Nasional
Penulis | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR