Crocodylomorph paling awal berukuran kecil hingga sedang dan agak langka di ekosistemnya. Mereka adalah karnivora yang sebagian besar memakan hewan kecil.
Sebagai perbandingan, kelompok pseudosuchia lainnya mendominasi di daratan, memiliki rentang peran ekologis yang lebih luas, dan beragam dalam bentuk dan ukuran tubuh.
Setelah kepunahan massal akhir periode Triassic, tidak ada pseudosuchian non-crocodylomorph yang bertahan hidup meskipun mereka sangat dominan.
Crocodylomorph yang lebih hiper-karnivora (pemakan daging sejati) juga tampak punah. Sementara generalis penghuni daratan bertahan hidup.
Tim peneliti berhipotesis bahwa kemampuan memakan hampir apa saja merupakan penyebab keberhasilan mereka, di saat banyak kelompok lain punah. Namun, sesuatu terjadi selama Periode Cretaceous Akhir yang menyebabkan jumlah crocodylomorph menurun.
Garis keturunan dengan ekologi yang lebih beragam mulai menghilang, bahkan generalis terestrial (hewan darat pemakan segala). Pada peristiwa kepunahan massal akhir Cretaceous, sebagian besar yang selamat adalah generalis semiakuatik (hidup di darat dan air) dan satu kelompok karnivora akuatik (hidup di air). Hampir semua dari 26 buaya saat ini adalah generalis semiakuatik.
Untuk mengetahui apa yang kemungkinan dimakan reptil yang sudah punah ini, tim menganalisis bentuk gigi dan tengkorak mereka yang telah menjadi fosil.
Misalnya, rahang dengan gigi kecil seperti pisau menunjukkan bahwa suatu organisme kemungkinan mengiris dan menusuk daging. Mulut yang lebih mirip lesung dan alu menunjukkan bahwa hewan tersebut mungkin memecah lebih banyak jaringan tanaman.
Bentuk tengkorak juga menunjukkan bagaimana hewan menggerakkan mulutnya, yang memberikan petunjuk lain tentang kebiasaan makan.
Tim peneliti mempelajari tengkorak 99 spesies crocodylomorph yang telah punah dan 20 spesies crocodylian yang masih hidup, untuk membuat kumpulan data fosil yang mencakup 230 juta tahun sejarah evolusi.
Mereka membandingkannya dengan basis data yang telah dibuat sebelumnya tentang non-crocodylian yang masih hidup, termasuk 89 mamalia dan 47 spesies kadal.
Baca Juga: Paus Fransiskus Wafat: Mengapa Paus Dimakamkan dalam Tiga Peti?
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR