Ia menolak limusin yang menunggu untuk membawanya kembali ke kediamannya. Alih-alih dengan mobil mewah, ia memilih untuk ikut bersama para kardinal di dalam bus.
Keesokan pagi setelah pemilihannya, ia meminta untuk diantar ke Basilika Santa Maria Maggiore dengan mobil sederhana. Padahal, sebuah Mercedes-Benz antipeluru telah disiapkan untuknya.
Sejak saat itu, ia menggunakan mobil sederhana yang berukuran kecil. Bahkan dalam perjalanan ke luar negeri. Seperti yang kita lihat ketika ia berkunjung ke Indonesia pada September 2014.
Paus Fransiskus selalu menolak simbol status yang menggunakan kendaraan mewah. Ketika menjadi uskup agung Buenos Aires tahun 1998, ia menjual mobil besar yang digunakan pendahulunya. Ia pun mencari pekerjaan baru untuk sopirnya.
Ketika menjabat sebagai paus, ia sering mencerca para rohaniwan yang mengendarai mobil model terbaru. Paus Fransiskus bahkan mengecamnya sebagai “skandal” dan penghinaan terhadap kaum miskin.
Keputusan Paus Fransiskus yang “tidak biasa”
Segera setelah terpilih, Paus Fransiskus mengumumkan keputusannya untuk tidak tinggal di Istana Apostolik. Tidak seperti yang dilakukan biasa dilakukan oleh para pendahulunya sejak abad ke-17.
Paus Fransiskus memilih untuk tetap tinggal di Casa Santa Marta. Di Casa Santa Martha, ia tinggal memiliki 3 ruangan: ruang tamu, ruang belajar kecil, dan kamar tidur kecil.
Keputusannya mengejutkan banyak orang di Vatikan, tapi tidak bagi mereka yang tahu bahwa ia telah melakukan hal yang sama di Buenos Aires. Di Buenos Aires, terdapat kediaman resmi besar bagi uskup agung di Olivos, dekat kediaman presiden negara itu.
Namun, sebagai uskup agung, Jorge Bergoglio tidak pernah tinggal di sana, bahkan tidak untuk satu hari pun. Sebaliknya, ia tinggal di kuria keuskupan dekat katedral, di ruang belajar dan kamar tidur kecil.
Demikian pula, Paus Fransiskus tidak pernah menginap satu malam pun di kediaman musim panas kepausan di Castel Gandolfo.
Castel Gandolfo merupakan tempat sebagian besar pendahulunya berlindung dari panasnya Roma pada bulan-bulan musim panas. Tradisi itu dilakukan sejak Paus Clement VIII (1592-1605) membeli properti itu.
“Orang miskin tidak tinggal di istana,” kata Paus Fransiskus kepada seseorang yang dekat dengannya selama musim panas pertamanya di Roma.
Pada Oktober 2016, Vatikan mengumumkan keputusannya untuk membuka kediaman musim panas tersebut untuk umum. Kini orang-orang bisa mengunjungi Castel Gandolfo sepanjang tahun.
Paus Fransiskus jelas ingin para kardinal, uskup, dan pendeta menggunakan mobil kecil dan tinggal di tempat tinggal yang sederhana. Ia berusaha untuk menginspirasi mereka melalui teladan.
Tujuan tersebut pun berhasil. Sebab semakin banyak yang mengikuti jejaknya. Bagi Paus Fransiskus, ini adalah masalah koherensi dengan pesan Injil dan pilihan bagi orang miskin.
“Kekayaan gereja dimaksudkan untuk melayani orang miskin,” ia telah menyatakan beberapa kali.
Paus Fransiskus ingin mereka yang mengelola keuangan Vatikan dan gereja lokal untuk mengingat hal ini dan tidak menyalahgunakan atau menyia-nyiakannya. Ia bahkan memberikan mandat yang luas kepada pemberi sedekah kepausan untuk menggunakan sumber daya Vatikan bagi orang miskin.
Selama menjabat, ia pun meminta ordo-ordo religius untuk meninjau kembali penggunaan properti yang mereka miliki. Dalam semua ini, ia menantang para pemimpin gereja dengan cara yang besar.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik tentang sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang selalu haus akan pengetahuan yang mendalam.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR