Nationalgeographic.co.id—Paus Gereja Katolik, termasuk Paus Fransiskus, mengenakan cincin di jari manis tangan kanannya. Setelah mereka meninggal, cincin tersebut harus dihancurkan. Kenapa?
Cincin Nelayan (Fisherman’s Ring) merupakan cincin meterai yang diberikan kepada paus pada pelantikannya sebagai paus. Desain standarnya memperlihatkan gambar Santo Petrus sang Rasul dengan nama paus yang berkuasa tertulis di atasnya. Cincin ini sebelumnya digunakan sebagai meterai untuk surat-surat pribadi paus dan catatan kepausan. “Cincin Nelayan merupakan salah satu dari dua meterai kepausan, yang lainnya adalah banteng timah (bulla),” tulis Rene Ostberg di laman Britannica.
Cincin Nelayan itu sendiri tidak lagi digunakan sebagai meterai. Meski demikian, setiap paus yang baru terpilih menerima cincinnya sendiri sebagai simbol otoritas episkopalnya. Setelah kematian seorang paus, cincinnya dihancurkan oleh kardinal camerlengo (perwakilan pribadi Dewan Kardinal Suci dalam administrasi gereja). Penghancuran cincin itu menandakan berakhirnya otoritas paus yang telah meninggal.
Arti dan penggunaan cincin
Nama cincin tersebut merujuk kepada Santo Petrus. Sebelum menjadi murid Yesus, Petrus adalah seorang nelayan. Dalam Gereja Katolik, Santo Petrus merupakan paus pertama.
Cincin meterai beberapa paus menggambarkan Santo Petrus sedang melemparkan jala dari atas perahu. Namun ada juga yang menggambarkan Santo Petrus memegang kunci kerajaan surga. Hal tersebut menandakan wewenang yang secara tradisional diyakini telah diberikan oleh Kristus kepada Santo Petrus sebagai uskup pertama Roma.
Pemberian Cincin Nelayan melambangkan tugas yang dipercayakan kepada paus sebagai salah satu penerus Petrus dan pemimpin gereja. Cincin tersebut biasanya dikenakan di tangan kanan paus pada jari manis (atau jari keempat).
Kebiasaan memberikan cincin kepada uskup pada penahbisan episkopal mereka dimulai setidaknya pada abad ke-6 Masehi. “Mungkin sebagai ritual untuk menunjukkan ikatan dan kesetiaan uskup kepada keuskupannya sebagai ‘pasangannya’,” tambah Ostberg.
Jadi, Cincin Nelayan melambangkan ikatan paus dengan Gereja Katolik Roma.
Penggunaan Cincin Nelayan sebagai segel lilin untuk surat-surat pribadi Paus mulai dipraktikkan pada pertengahan abad ke-13. Referensi praktik tersebut diungkap dalam surat yang ditulis oleh Paus Clement IV (memerintah 1265–68) kepada keponakannya.
Baca Juga: Sejarah Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Paus Fransiskus akan Dimakamkan
Source | : | Britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR