Nationalgeographic.co.id—Hingga saat ini, para ahli paleontologi masih terus mencari fosil-fosil dinosaurus untuk mengungkap informasi mengenai kehidupan mereka dan kondisi lingkungan yang mereka huni ratusan juta tahun yang lalu. Tak jarang, seiring dengan upaya mereka mencari fosil-fosil dinosaurus, fosil dinosaurus jenis baru yang unik pun ditemukan.
Salah satu fosil dinosaurus yang unik adalah temuan fosil dinosaurus "tanpa lengan" yang memakan hewan lain yang ukurannya juga besar. Lantas bagaimana mereka memburu mangsa mereka yang besar tanpa lengan?
Beberapa tahun lalu, ahli paleontologi di Argentina telah menemukan tengkorak dinosaurus karnivora unik "tanpa lengan" dan berotak kecil yang hidup sekitar 70 juta tahun lalu.
Spesies yang baru ditemukan ini diberi nama Guemesia ochoai. Guemesia ochoai termasuk dalam keluarga Abelisauridae, yaitu kelompok dinosaurus karnivora yang dulunya menjelajahi wilayah yang sekarang menjadi Amerika Selatan, Afrika, dan India pada zaman dinosaurus.
Dilansir laman Live Science, para peneliti mengatakan ada kemungkinan bahwa G. ochoai adalah kerabat dekat dari nenek moyang abelisaurid.
Namun, G. ochoai berbeda dari kerabat abelisaurid-nya dalam dua hal utama. Pertama, spesies ini tidak memiliki tanduk, mungkin karena nenek moyang abelisaurid belum mengembangkannya.
Kedua, kemungkinan besar spesies ini hidup di tempat yang sekarang disebut Argentina utara tempat tengkoraknya ditemukan, jauh dari penemuan sebagian besar sisa abelisaurid di Patagonia, Argentina selatan. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok dinosaurus ini dapat hidup di berbagai ekosistem.
"Dinosaurus baru ini cukup unik untuk jenisnya," kata salah satu penulis studi Anjali Goswami, seorang pemimpin penelitian di Natural History Museum di London.
"Ini menunjukkan bahwa dinosaurus yang hidup di wilayah ini sangat berbeda dari yang ada di bagian lain Argentina, mendukung gagasan tentang provinsi-provinsi yang berbeda di Amerika Selatan pada Zaman Kapur."
Bagaimana dinosaurus "tanpa lengan" berburu mangsa?
Kemungkinan besar Abelisaurid memangsa titanosaurus berleher panjang. Ini merupakan suatu pencapaian yang mengesankan mengingat lengan mereka yang sangat kecil (tidak berkembang sempurna) dan pada dasarnya tidak berguna.
Baca Juga: Kebohongan Terbesar Fosil Dinosaurus dari Tiongkok yang Menipu Dunia
Sebagai perbandingan, menurut laman Dinosaur Database, panjang Guemesia ochoai mencapai 5 meter dan beratnya mencapai 480 kg.
Sementara itu, menurut laman National Geographic, titanosaurus berleher panjang terkecil Titanomachya gimenezi beratnya diperkirakan antara 5 hingga 10 ton, dengan panjang sekitar 6 meter. Sementara titanosaurus berleher panjang terbesar memiliki panjang lebih dari 30 meter dan berat lebih dari 70 ton.
Mereka bukan satu-satunya theropoda (dinosaurus bipedal, yang sebagian besar memakan daging) dengan lengan pendek mereka.
Tyrannosaurus rex juga memiliki lengan yang sangat pendek untuk perawakannya yang besar. Namun, lengan T.rex masih lebih panjang daripada abelisaurid. Penelitian yang tidak dipublikasikan menunjukkan bahwa T.rex dapat menggunakan lengannya yang mungil untuk mendekatkan mangsa.
Dengan lengan yang sangat kecil, abelisaurid harus menaklukkan mangsanya hampir semuanya menggunakan tengkorak dan rahang mereka yang menakutkan.
Tengkorak adalah satu-satunya yang tersisa dari individu G. ochoai ini. Jadi, setelah para peneliti menemukannya di Formasi Los Blanquitos dekat Amblayo, mereka mulai mempelajarinya. Tim menganalisis tempurung otak dinosaurus yang terpelihara dengan baik, atau area tempat otak berada.
Seperti abelisaurid lainnya, rongga otak G. ochoai sangat kecil, yang menunjukkan bahwa otaknya pun kecil. Bahkan, seluruh tengkoraknya sekitar 70% lebih kecil dibandingkan kerabat abelisaurid lainnya, yang mengindikasikan bahwa individu ini mungkin masih muda, meskipun hal ini belum bisa dipastikan sepenuhnya.
Tim peneliti dari Argentina dan Inggris juga menemukan ciri unik pada tengkorak G. ochoai, yaitu foramina—barisan lubang kecil di bagian depan tengkorak. Para peneliti menduga, lubang-lubang ini membantu G. ochoai menurunkan suhu tubuhnya, dengan cara memompa darah ke kulit tipis di bagian depan kepala untuk melepaskan panas.
Saat ini sudah ada 35 spesies abelisaurid yang ditemukan di Argentina, namun hampir semuanya berasal dari wilayah Patagonia.
Penemuan G. ochoai, serta spesies purba lain seperti kura-kura raksasa dengan panjang tempurung mencapai 1 meter, di wilayah utara Argentina menunjukkan bahwa kawasan ini merupakan wilayah yang unik pada akhir Zaman Kapur (Late Cretaceous).
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR