Nationalgeographic.co.id—Di dunia hewan, ular sering kali menjadi simbol ketakutan sekaligus kekaguman. Meski banyak orang enggan berdekatan dengan reptil melata ini, tak bisa dimungkiri bahwa ular adalah makhluk luar biasa yang telah menghuni Bumi selama jutaan tahun.
Mereka mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, menjelajah hampir seluruh benua kecuali Antartika, dan terus memukau para ilmuwan dengan ukuran serta kekuatannya. Di antara ratusan spesies yang ada, beberapa ular mencatatkan diri sebagai yang terbesar dan terpanjang dalam sejarah kehidupan di planet ini.
Suka atau tidak, ular adalah kelompok reptil yang menakjubkan. Makhluk ini telah bertahan hidup selama jutaan tahun, mampu menyesuaikan diri dengan berbagai iklim, dan ditemukan di hampir seluruh belahan dunia, kecuali Antartika.
Namun, dari sekian banyak spesies, ular manakah yang paling sulit untuk diabaikan? Meski ada beberapa kandidat kuat untuk gelar ular terbesar di dunia, berikut ini adalah tiga ular paling besar dan panjang yang pernah diketahui manusia.
Pertama, anaconda raksasa (Eunectes murinus) memegang gelar sebagai ular terbesar di dunia jika dilihat dari kombinasi panjang dan berat tubuh. Dilansir dari laman Live Science, ular yang juga dikenal sebagai anaconda hijau ini rata-rata memiliki panjang sekitar lima meter, tetapi beberapa individu bisa tumbuh hingga sekitar sembilan meter.
Dengan bobot mencapai 249,5 kilogram, tubuh anaconda yang besar bahkan bisa memiliki diameter tiga kaki di bagian tengah. Meski tampak menakutkan, anaconda tidak membunuh dengan gigitan; mereka melumpuhkan mangsanya dengan cara melilit dan mencekik atau menenggelamkannya.
Selanjutnya adalah ular piton reticulatus (Python reticulatus) yang berasal dari Asia Tenggara dan Hindia Timur. Ular ini dikenal sebagai ular terpanjang di dunia, dengan panjang bisa mencapai sekitar sembilan meter. Berat rata-rata ular ini adalah 250 pon, namun ada spesimen yang diketahui memiliki berat hingga 158,8 kilogram.
Berbeda dengan anaconda, ular piton menggigit mangsanya lalu meremukkannya sebelum menelannya secara utuh. Meskipun perilakunya sulit diprediksi, ular ini cukup populer sebagai hewan peliharaan di kalangan pecinta reptil eksotis. Salah satu contohnya adalah Medusa, seekor piton reticulatus yang hidup di Kansas City, Missouri, dan menjadi bagian dari atraksi rumah hantu.
Namun, baik anaconda maupun piton besar masih belum sebanding dengan nenek moyang purba mereka, Titanoboa cerrejonensis. Fosil ular raksasa ini ditemukan di Kolombia pada 2009, yang ketika hidup memiliki panjang hampir 13 meter dan berat sekitar 1,13 ton.
Baca Juga: Selidik Sains: Mengungkap Fakta Menarik tentang Suara Desis Ular
Untuk memperkirakan ukuran ular prasejarah ini, para ilmuwan menggunakan perbandingan matematis antara ukuran tulang belakang dan panjang tubuh ular modern. Titanoboa diyakini hidup sekitar 58 hingga 60 juta tahun yang lalu, menjelajahi hutan-hutan tropis purba dengan tubuhnya yang luar biasa besar — menjadikannya sebagai ular terbesar yang pernah diketahui dalam sejarah.
Kehadiran ular-ular raksasa seperti anaconda, piton, hingga titanoboa membuktikan betapa mengagumkannya dunia reptil. Ukuran mereka yang luar biasa tak hanya memicu rasa takut, tetapi juga rasa ingin tahu yang mendalam tentang bagaimana evolusi dan adaptasi membentuk makhluk-makhluk ini.
Dari rawa-rawa Amerika Selatan hingga fosil purba di Kolombia, ular-ular besar ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang kehidupan di Bumi, sekaligus pengingat bahwa di balik ketakutan kita, selalu ada keajaiban yang layak dipelajari lebih dalam.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Lastboy Tahara Sinaga |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR