Ahli paleontologi juga telah menemukan fosil dari Spinosaurus dengan moncong sempit dan gigi yang khusus untuk menusuk dan menjerat ikan, raptor berkaki cepat sepanjang sekitar 8 meter, dan pemburu besar dengan gigi bergerigi yang menyerupai pisau steak yang dikenal sebagai Carcharodontosaurus saharicus yang hampir seukuran T-rex.
Sementara itu, pterosaurus dengan lebar sayap antara 4 dan 6 meter terbang tinggi di atas kepala dan hiu serta makhluk mirip buaya sepanjang bus sekolah berkeliaran di perairan.
"Jika Anda datang ke tempat ini sebagai manusia, ada begitu banyak cara berbeda yang bisa membuat Anda mati," kata Ibrahim. "Anda tidak akan aman di mana pun."
Dengan memeriksa berbagai macam fosil dari lingkungan yang mengerikan ini, Ibrahim dan timnya berharap untuk lebih memahami bagaimana para predator hidup berdampingan dan apa yang mereka makan.
Para peneliti mengamati bahwa tengkorak milik karnivora dari Kelompok Kem Kem sangat bervariasi. Hal ini menunjukkan bahwa mereka terspesialisasi untuk memakan berbagai jenis mangsa.
Ini mungkin memungkinkan predator untuk saling menghindar dan menghindari persaingan untuk mendapatkan makanan yang sama. Dalam banyak kasus, makanan ini adalah makanan laut. Ikan tampaknya merupakan sumber makanan yang paling melimpah saat itu.
Ibrahim mengatakan bentang alam tempat tinggal hewan-hewan ini dipenuhi sungai-sungai, danau-danau, dan dataran lumpur yang berkelok-kelok. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak dapat mendukung cukup banyak vegetasi dalam jangka waktu yang cukup lama untuk memberi makan sejumlah besar dinosaurus pemakan tumbuhan.
Akan tetapi, mungkin ada alasan lain mengapa ahli paleontologi hanya menemukan sedikit sisa herbivora besar di area ini. Sebagian besar fosil sauropoda dari wilayah ini berupa tulang tunggal atau fragmen yang terisolasi, bukan kerangka yang lebih lengkap, sehingga sulit menentukan spesies mana yang termasuk, kata Philip Mannion, ahli paleontologi di University College London yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Sauropoda juga cenderung memiliki gigi yang tampak serupa, dan tulang belakang yang lebih menonjol sering kali rapuh dan kecil kemungkinannya untuk diawetkan.
"Kita sebenarnya tidak bisa yakin apakah fosil-fosil itu bukan tanda bahwa dulu ada lebih banyak jenis makhluk hidup," katanya. Ada kemungkinan juga bahwa dinosaurus pemakan tumbuhan ini terutama hidup dan mati di habitat terdekat lainnya dan hanya jarang memasuki area yang kebetulan dilestarikan di Kelompok Kem Kem.
Baca Juga: Apakah Ayam Keturunan Dinosaurus? Ini Jawaban Ilmiah Profesor Genetik
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR