"Masalah yang harus Anda hadapi adalah, pada kedalaman di bawah sekitar 3.000 kaki [914 meter], Anda melewati apa yang disebut kedalaman kompensasi kalsium karbonat," jelas penjelajah laut dalam Robert Ballard seperti diberitakan NPR.
"Dan air di laut dalam kurang jenuh dengan kalsium karbonat, yang sebagian besar, Anda tahu, merupakan bahan penyusun tulang. Misalnya, di Titanic dan Bismarck, kapal-kapal tersebut berada di bawah kedalaman kompensasi kalsium karbonat, jadi begitu makhluk-makhluk itu memakan daging mereka dan memperlihatkan tulang-tulangnya, tulang-tulang itu pun hancur."
Ada yang percaya bahwa di bagian kapal yang tertutup rapat seperti ruang mesin, mungkin masih ada beberapa jasad yang terawetkan di sana. Namun, 113 tahun setelah kapal itu tenggelam, gagasan bahwa kita mungkin menemukan sisa-sisa yang dapat dikenali tampaknya semakin tidak mungkin dan tampaknya memang tidak ada yang tersisa.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR