Nationalgeographic.co.id—Konflik sengit kembali pecah antara India dan Pakistan pada awal Mei 2025, ditandai dengan serangkaian serangan rudal presisi, operasi pesawat nirawak, dan baku tembak artileri yang melintasi Garis Kontrol (LoC).
Eskalasi militer selama empat hari tersebut mencapai puncaknya dengan kesepakatan gencatan senjata yang mulai berlaku pada Sabtu malam, 10 Mei 2025.
Namun, harapan akan berakhirnya konfrontasi dengan cepat pupus ketika beberapa jam kemudian, ledakan mengguncang kota-kota perbatasan, memicu saling tuduh pelanggaran kesepakatan antara kedua negara.
Situasi yang tegang ini sekali lagi menyoroti akar permasalahan yang telah lama membara di jantung Asia Selatan, yaitu Kashmir. Wilayah yang diperebutkan ini bukan sekadar isu teritorial, melainkan sebuah titik krusial yang berpotensi menjadi penyebab perang India-Pakistan.
Mengapa Kashmir memiliki signifikansi yang begitu besar hingga mampu memicu konflik bersenjata antarnegara berkekuatan nuklir? Apa saja faktor-faktor mendasar yang menjadikan wilayah ini begitu vital bagi kedua negara dan kawasan sekitarnya?
Untuk mengetahuinya, berikut adalah lima alasan utama mengapa Kashmir membutuhkan perhatian serius dan segera, seperti dipaparkan Hussain Nadim di laman The Diplomat:
1. Kedamaian yang Terfragmentasi adalah Ilusi
Peristiwa 9/11 telah mengajarkan bahwa ketidakmajuan, kekerasan, dan ketidakstabilan di satu bagian dunia memiliki dampak langsung pada bagian dunia lainnya. Bahkan negara-negara Barat yang paling maju sekalipun tidak kebal terhadap dampaknya.
Ini menjadi inti seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengintegrasikan keamanan dan pembangunan demi menstabilkan kawasan Selatan Global dan mengamankan Utara Global.
Pendekatan kebijakan baru ini dijelaskan dengan baik oleh mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, yang menyatakan bahwa, "kelaparan dan ketidakstabilan ribuan mil jauhnya menyebabkan konflik, keputusasaan, migrasi massal, dan fanatisme yang dapat memengaruhi kita semua."
Dengan demikian, kekerasan dan penindasan yang terus berlangsung di Kashmir, meski mungkin terasa lambat, kemungkinan besar tidak akan terbatas hanya di dalam perbatasannya. Dampaknya dapat menyebar dan memengaruhi dunia dalam berbagai bentuk.
Baca Juga: Penyebab Konflik India Pakistan: Mengapa Kashmir Terus Memicu Sengketa Kedua Negara?
2. Status Quo Hanya Menguntungkan Segelintir Pihak
Persoalan Kashmir merupakan warisan pahit dari proyek kolonial Inggris di India yang hingga kini menyisakan hubungan tegang antara Pakistan dan India. Selama 70 tahun terakhir, komunitas internasional menunjukkan sedikit kapasitas atau minat untuk mendorong penyelesaian masalah ini.
Isu ini berlarut-larut karena status quo yang ada justru menguntungkan banyak aktor, baik di kawasan maupun beberapa aktor eksternal yang mengambil keuntungan dari industri perang.
Dengan tindakan sepihak pemerintah Modi mencabut Pasal 370 pada tahun 2019, status quo ini semakin mengeras dan berpotensi meledak, meninggalkan pilihan-pilihan yang semakin ekstrem bagi kedua belah pihak.
3. Biaya yang Tak Terhitung
Kashmir tidak menderita sendirian; Pakistan dan India juga menanggung biaya besar secara terus-menerus. Selama Kashmir terus berdarah akibat militerisasi, pembunuhan, pemerkosaan, dan taktik-taktik kejam lainnya, kekacauan akan terus menyebar dan memengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh kawasan.
Inilah alasan utama mengapa Pakistan bersikeras pada penyelesaian masalah Kashmir, yang pertama-tama demi kepentingan rakyat Kashmir itu sendiri, dan kemudian demi stabilitas kawasan secara keseluruhan.
Dalam banyak hal, potensi sejati India, Pakistan, dan Kashmir itu sendiri, menjadi sandera ketidakmampuan kekuatan-kekuatan penjaga status quo (dalam hal ini India) untuk menyelesaikan isu Kashmir.
4. Prinsip Memiliki Peran Krusial
Bagi Pakistan dan India, Kashmir bukanlah wilayah yang jauh terpencil seperti Afghanistan bagi Amerika Serikat, yang dapat ditinggalkan begitu saja. Pakistan dan India berbagi perbatasan, budaya, tradisi, dan banyak lagi dengan masyarakat Kashmir.
Baca Juga: Sejarah Konflik India-Pakistan: Dimulai dari Kegamangan Maharaja Kashmir
Memperjuangkan hak-hak rakyat Kashmir mungkin melelahkan dan penuh tantangan, namun secara prinsip ini adalah tindakan yang benar. Terlepas dari berbagai argumen yang mereduksi isu ini melalui lensa "realisme" politik semata, prinsip tetap memiliki peran penting dalam pembuatan kebijakan dan hubungan internasional, terutama dalam jangka menengah dan panjang.
Oleh karena itu, penting bagi komunitas internasional untuk menghormati dan memenuhi komitmennya terhadap penyelesaian damai isu Kashmir.
5. Pemerintahan Berbasis Ketakutan Tidak Berkelanjutan
Di dunia modern saat ini, praktik pemerintahan bergaya abad ke-19 dan fasis seharusnya tidak lagi ditoleransi. Pemerintahan yang didasarkan pada ketakutan atau paksaan tidak akan bertahan lama.
Kashmir saat ini merupakan wilayah paling termiliterisasi di dunia, dengan India mengerahkan sekitar 900.000 tentara dan Pakistan menempatkan sekitar 50.000 tentara. Ironisnya, lebih banyak orang tewas akibat penembakan di perbatasan dibandingkan korban dalam perang antara Pakistan dan India.
Aneksasi paksa Kashmir oleh pemerintahan Modi pada tahun 2019 telah memicu gelombang teror dan ketakutan baru di wilayah tersebut, dengan diberlakukannya jam malam, pemutusan akses internet, meningkatnya kekerasan, dan pembunuhan.
Situasi di Kashmir bukannya menjadi lebih aman; justru semakin tidak aman dan tidak berkelanjutan untuk dikelola oleh pemerintah India, yang pada akhirnya akan mengguncang stabilitas seluruh kawasan.
Kashmir adalah bagian tak terpisahkan dari rakyatnya, yang telah menanggung konsekuensi terburuk dari penindasan hak-hak mereka selama beberapa dekade.
Negara-negara Barat mungkin merasa nyaman mengabaikan penderitaan rakyat Kashmir demi permainan geopolitik yang lebih besar dalam persaingan melawan Tiongkok.
Namun, bencana kemanusiaan yang berkepanjangan di Kashmir berpotensi membuat persaingan kekuatan besar tersebut menjadi tidak relevan jika krisis yang belum terselesaikan ini terus dibiarkan berlarut-larut.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
KOMENTAR