Nationalgeographic.co.id—Mamalia modern memiliki beragam corak bulu. Mulai dari totol-totol macan tutul hingga garis-garis yang dimiliki oleh zebra. Namun ternyata, motif-motif itu tidak populer di kalangan mamalia paling awal selama Zaman Dinosaurus.
Mamalia awal dan kerabat dekatnya mungkin memiliki bulu yang gelap dan kusam dari moncong hingga ekor. Hal tersebut diungkap dalam laporan para peneliti dalam Science. Warna monokrom mungkin membantu mamalia purba berbaur dengan lingkungan malam mereka dan menghindari predator.
Banyak dinosaurus-terutama burung-memamerkan berbagai macam bulu berwarna cerah. “Namun, keragaman warna bulu di antara mamalia modern kurang dihargai di masa itu,” kata Matthew Shawkey. Shawkey adalah seorang ahli biologi evolusi di University of Ghent. “Jelas ada banyak pola, garis, bintik, bercak, semua jenis itu," katanya. “Namun, warnanya juga cukup beragam: abu-abu, kuning, jingga.”
Namun, sangat sedikit yang diketahui tentang evolusi warna mamalia atau keberadaannya dalam catatan fosil, menurut Shawkey. Struktur yang mengandung pigmen yang disebut melanosom telah menghasilkan detail tentang bulu burung yang sudah punah. Namun detail tentang warna bulu mamalia yang telah menjadi fosil masih langka. Kecuali bukti terbaru tentang bulu kemerahan pada fosil tikus berusia 3 juta tahun.
Shawkey dan rekan-rekannya menggunakan mikroskop elektron pemindai untuk menganalisis melanosom pada rambut 116 mamalia modern. Mereka menghubungkan bentuk dan ukuran mamalia modern tersebut dengan warna yang mereka hasilkan. Tim kemudian mengatur melanosom yang diketahui berdasarkan berbagai ciri fisik.
Setelah itu, mereka menggunakan statistik untuk menguji kemampuan dalam memprediksi warna mana yang akan dihasilkan oleh yang lain. Melanosom yang bertanggung jawab atas warna yang lebih cerah, seperti merah dan jingga, lebih bulat, menurut para peneliti. Sementara warna hitam dan cokelat umumnya berasal dari melanosom yang memanjang.
Tim pun bekerja sama dengan peneliti lain di Tiongkok. Mereka menerapkan kekuatan prediksi ini pada melanosom pada rambut yang diawetkan dari enam mamalia awal dan kerabat dekatnya. Semua mamalia itu hidup di Tiongkok 120 juta hingga 167 juta tahun yang lalu, sebagian besar selama Periode Jurassic. Periode Jurassic adalah fase tengah Era Mesozoikum.
Mamalia modern menunjukkan rentang luas dari struktur pembawa pigmen ini. Sedangkan struktur dari enam protomammalia berada dalam rentang sempit yang diasosiasikan dengan warna abu-abu gelap dan cokelat. Hal ini menunjukkan bahwa binatang purba memiliki warna gelap yang sama di seluruh tubuh.
Mamalia awal dalam penelitian ini, seperti banyak mamalia selama Era Mesozoikum, adalah makhluk kecil seperti tikus atau tikus tanah. Mereka juga tampaknya memiliki bulu abu-abu dan cokelat yang serupa. “Hal ini tidak terduga mengingat dunia tempat mereka berevolusi,” ungkap Shawkey.
“Mereka pada dasarnya adalah makanan dinosaurus,” katanya. “Mereka akan bersembunyi di tempat yang gelap. Jadi masuk akal jika mereka berkulit gelap.”
Meskipun merupakan campuran dari peluncur, penggali, dan pelari cepat, semua mamalia dalam penelitian ini memiliki bulu yang kusam dan gelap. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan nokturnal ada di mana-mana bagi mamalia Mesozoikum dan kerabatnya, terlepas dari peran ekologisnya.
Baca Juga: Cambelodon Torreensis, Mamalia Tak Lazim dari Era Dinosaurus
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR