Menurut Nägele, hal ini menunjukkan bahwa orang Papua secara terpisah mampu melakukan pelayaran yang luar biasa. Para pemburu-pengumpul yang hidup di wilayah pesisir Papua Nugini kemungkinan besar telah diremehkan, sebagaimana masyarakat pemburu-pengumpul di berbagai belahan dunia juga sering diremehkan.
Dua komunitas dengan genetik berbeda
Para ilmuwan juga menganalisis dua komunitas yang mendiami pesisir selatan Papua Nugini antara 150 dan 500 tahun lalu. Nägele mengatakan kedua komunitas tersebut secara tak terduga berbeda secara genetik meskipun mereka hidup terpisah hanya beberapa kilometer.
"Dengan meneliti hubungan kekerabatan langsung antara kedua situs tersebut, kami harus menelusuri enam generasi ke belakang untuk menemukan nenek moyang yang sama, yang berarti bahwa selama enam generasi, kedua kelompok tersebut tidak bercampur meskipun jaraknya dekat dan tidak ada penghalang geologis di antara mereka," kata Nägele.
Kedua kelompok tersebut memiliki campuran garis keturunan yang berhubungan dengan Papua dan Asia Tenggara. Salah satu kelompok, yang dikuburkan di situs Eriama, menunjukkan lebih banyak garis keturunan yang berhubungan dengan Papua dibandingkan dengan situs Nebira, di mana garis keturunan Asia menjadi komponen yang lebih dominan.
Diversifikasi budaya
Mengapa kelompok-kelompok ini berhenti bercampur satu sama lain? Salah satu kemungkinannya adalah masa yang penuh tantangan iklim di Nugini antara 1.200 dan 500 tahun lalu, yang mungkin telah menyaksikan peningkatan kejadian El Niño, seperti kekeringan besar.
Nägele menjelaskan bahwa mereka meninggalkan permukiman dan orang-orang mungkin telah pindah ke tempat-tempat yang tidak dikenal yang lebih layak dihuni.
Menurut para peneliti, di mana pun orang-orang ini berada, mereka mulai terlibat dalam jaringan perdagangan baru. Nebira tampaknya lebih terlibat dengan kelompok-kelompok pesisir, dan Eriama lebih banyak dengan kelompok-kelompok pedalaman dari dataran tinggi.
Hal ini mungkin telah menyebabkan identitas yang berbeda, masakan yang berbeda, dan perbedaan-perbedaan lain yang menyebabkan diversifikasi budaya.
---
Pengetahuan tak terbatas kini lebih dekat. Simak ragam ulasan jurnalistik seputar sejarah, budaya, sains, alam, dan lingkungan dari National Geographic Indonesia melalui pranala WhatsApp Channel https://shorturl.at/IbZ5i dan Google News https://shorturl.at/xtDSd. Ketika arus informasi begitu cepat, jadilah bagian dari komunitas yang haus akan pengetahuan mendalam dan akurat.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR