Nationalgeographic.co.id—Sekitar 2005 dan 2009 yang lalu, tim ilmuwan dari Universitas Drexel berhasil menemukan fosil spesies dinosaurus supermasif baru dan memberinya nama Dreadnoughtus schrani, yang memiliki berat badan hampir 65 ton atau 59.300 kg dengan panjang 26 meter.
Dreadnoughtus schrani adalah hewan darat terbesar yang pernah ditemukan dengan massa yang dapat dihitung dan salah satu kerangka terlengkap yang pernah ditemukan untuk dinosaurus dalam kisaran massa ini.
Kerangka yang ditemukan sangat lengkap, dengan lebih dari 70 persen tulang. Karena semua dinosaurus supermasif yang ditemukan sebelumnya hanya diketahui dari sisa-sisa yang relatif terpisah-pisah, maka Dreadnoughtus menawarkan jendela yang belum pernah ada sebelumnya ke dalam anatomi dan biomekanik hewan terbesar yang pernah ada di Bumi.
"Dreadnoughtus schrani sangatlah besar," kata Kenneth Lacovara, seorang profesor madya di Fakultas Seni dan Sains Universitas Drexel, yang menemukan kerangka fosil Dreadnoughtus di Patagonia selatan di Argentina dan memimpin penggalian serta analisis.
Lacovara memilih nama “Dreadnoughtus,” yang berarti “tidak takut pada apa pun.” Dia menambahkan, “Saya pikir sudah saatnya herbivora mendapatkan hak mereka sebagai makhluk terkuat di lingkungan,” katanya.
Sedangkan, nama “schrani,” dipilih untuk menghormati pengusaha Amerika Adam Schran, yang memberikan dukungan untuk penelitian tersebut. "Beratnya sama dengan selusin gajah Afrika atau lebih dari tujuh T. rex. Yang mengejutkan, bukti kerangka menunjukkan bahwa ketika spesimen seberat 65 ton ini mati, ia belum tumbuh dewasa. Ini adalah contoh terbaik yang kita miliki dari semua makhluk paling besar yang pernah ada di planet ini," tutur Lacovara.
Lacovara dan rekan-rekannya menerbitkan deskripsi terperinci tentang penemuan mereka, yang mendefinisikan genus dan spesies Dreadnoughtus schrani, dalam jurnal Scientific Reports bertajuk “A Gigantic, Exceptionally Complete Titanosaurian Sauropod Dinosaur from Southern Patagonia, Argentina.”
Dinosaurus baru itu termasuk dalam kelompok pemakan tumbuhan besar yang dikenal sebagai titanosaurus. Fosil tersebut digali selama empat musim lapangan dari tahun 2005 hingga 2009 oleh Lacovara dan timnya.
Lebih dari 100 elemen kerangka Dreadnoughtus terwakili dari spesimen tipe tersebut, termasuk sebagian besar ruas tulang belakang dari ekor sepanjang 9 meter, ruas tulang leher, tulang belikat, banyak tulang rusuk, jari kaki, cakar, bagian kecil rahang dan satu gigi. Yang paling penting untuk menghitung massa hewan tersebut, hampir semua tulang dari tungkai depan dan belakang termasuk tulang paha setinggi lebih dari 1,8 meter dan tulang lengan atas. Individu yang lebih kecil dengan kerangka yang kurang lengkap juga ditemukan di lokasi tersebut.
“Titanosaurus adalah kelompok dinosaurus yang luar biasa, dengan spesies yang berkisar dari berat sapi hingga berat paus sperma atau lebih. Namun titanosaurus terbesar tetap menjadi misteri, karena, dalam hampir semua kasus fosil mereka sangat tidak lengkap,” kata Matthew Lamanna, rekan penulis dari Carnegie Museum of Natural History.
Standar untuk menghitung massa hewan berkaki empat didasarkan pada pengukuran yang diambil dari tulang paha dan tulang lengan atas. Karena spesimen tipe Dreadnoughtus mencakup kedua tulang ini, maka beratnya dapat diperkirakan dengan yakin.
Baca Juga: Koleken inakayali, Dinosaurus Karnivor dengan Tangan Lebih Kecil dari T-rex
Source | : | SciTechDaily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR