Tim peneliti di University of Manchester sukses melatih laba-laba pelompat (Phidippus regius) bernama Kim untuk melompat sesuai perintah. Ini adalah pertama kalinya laba-laba berhasil dilatih untuk melompat.
Tak seperti hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, laba-laba biasanya tidak makan lebih dari sekali dalam seminggu. Ini membuat upaya melatih mereka untuk melompat menjadi lebih sulit karena mereka tidak dapat diiming-imingi dengan makanan.
“Laba-laba makan seekor jangkrik per minggu, jadi kami tidak bisa menggunakan sistem penghargaan untuk melatihnya,” ujar penulis studi Mostafa R.A. Nabaway.
Baca juga:
Laba-laba Janda Cokelat, Hewan yang Rela Mati Setelah Selesai Kawin
Ia lantas melanjutkan, “Jika kita memberinya mangsa, maka dia hanya melompat karena termotivasi oleh makanan. Kemudian kita harus menunggu seminggu lagi untuk lompatan selanjutnya.”
Alih-alih menggunakan metode tersebut, Nabaway dan timnya secara manual memindahkan Kim dari satu platform ke platform lainnya. Mereka mengulangi proses ini hingga Kim terkondisikan untuk melakukan lompatan tanpa bantuan mereka.
Pelatihan Kim memungkinkan para peneliti untuk mengamati dalam lingkungan yang terkendali dengan kamera berkecepatan tinggi dan CT scan 3D yang menangkap gerakan lompatan laba-laba secara tepat.
Mereka menemukan bahwa kekuatan pada kaki-kaki Kim pada saat ia lepas landas sebesar lima kali berat badannya. Ini memungkin laba-laba tersebut lompat sejauh enam kali pajang badannya dari posisi berdiri. Sebagai perbandingan, manusia hanya mampu melompat sejauh satu setengah kali panjang tubuhnya dari posisi statis.
Nabawy dan timnya juga terkesan oleh akurasi Kim.
“Dia tidak pernah meleset,” katanya. “Kim tidak akan melompat kecuali dia yakin dapat melakukannya.”
Baca juga:
Hewan-hewan di Alam Liar dengan Senjata Rahasia yang Mematikan
Nabawy yakin bahwa Kim memiliki kekuatan untuk melompat lebih jauh, namun ia menduga, pengelihatan hewan tersebut tidak memungkinkan untuk melihat secara jelas lebih dari enam kali panjang tubuhnya.
Dengan memperoleh pemahaman lebih baik tentang biomekanik di balik lompatan Kim, para peneliti dapat menerapkan temuan mereka untuk menciptakan robot mikro.
“Kita familiar dengan robot yang berfungsi mengambil alih tugas manusia, tapi ada jutaan serangga di dunia yang melakukan fungsi spesifik dan menarik untuk diadaptasikan pada robot,” pungkas Nabawy.
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Scientific Reports.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Lutfi Fauziah |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR