“Menentukan bertahan atau menyelam adalah pilihan yang sangat sulit,” kata Watson. Meski begitu, menurut penilaian pribadinya, akan lebih aman bagi korban jika bertahan di dalam gua dan menunggu air surut.
“Kita berbicara tentang air: itu memiliki tekanan dan selalu bergerak. Perlu ada perlawanan. Situasi sekitar gua juga tidak pasti dan anak-anak tersebut sama sekali tidak memiliki alat bantu pernapasan,” paparnya.
Ada satu orang saja yang panik saat menyelam, akan menimbulkan efek yang membahayakan lainnya.
Baca juga: Propaganda Teroris Meradikalisasi Perempuan, Bagaimana Prosesnya?
Tipton mengatakan, jika kondisinya memungkinkan korban untuk bertahan di dalam gua, buat mereka tetap fokus dan berpikir positif. Adanya sosok pemimpin yang baik bisa mengubah ‘bencana’ menjadi semacam ‘petualangan penuh tantangan’.
“Pendekatan positif mungkin efektif menghilangkan ketakutan mereka,” ujar Tipton.
Jean-Noel Dubois, penyelamat dan petugas medis asal Prancis mengatakan, kerja sama kelompok diketahui bisa membuat orang-orang berhasil bertahan dalam kondisi serupa.
“Mereka bersama-sama. Dari pengalaman kami, lebih mudah bertahan hidup jika terjebak secara berkelompok – mereka bisa saling memberikan harapan,” katanya.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR