4. Perlu diingat bahwa kontak fisik pertama antara predator dengan korban sering bersifat non-seksual yang dirancang untuk memengaruhi anak.
Tujuannya, supaya anak nyaman dan bisa disentuh, sehingga jalan untuk melakukan aktivitas seksual menjadi lebih terbuka.
5. Seorang predator mungkin juga akan mengambil keuntungan dari rasa ingin tahu alami anak tentang seks.
Baca juga: Cara Jepang Bertahan Dari Serangan Gempa Bumi yang Kerap Terjadi
Caranya, mereka akan mengatakan lelucon yang "jorok", atau mengajak anak bermain permainan yang mengarah ke aktivitas seks.
6. Seorang predator, secara diam-diam, memerhatikan apa yang menjadi kesukaan anak supaya bisa memikat anak dengan menawarkan apa yang anak sukai.
Setelah anak terpikat, tidak menutup kemungkinan, mereka akan ditawari mencoba narkoba atau alkohol juga.
Setelah beberapa saat, predator akan meminta anak mengakses media porno sebagai balasan atas pemberian mereka selama ini. Dalam meminta, mereka tidak akan menggunakan cara kasar atau memaksa. Mereka lebih percaya keampuhan bujuk rayu.
7. Seorang predator juga kerap menampilkan dirinya sebagai pendengar yang simpatik ketika orangtua dan teman mengecewakan anak.
Predator sering menarget anak yang merasa terisolasi dari teman dan keluarganya.
8. Seorang predator sering memerlakukan korban sebagai orang yang istimewa dalam "hubungan" mereka.
Mereka akan berpura-pura berbagi rahasia penting kepada anak, membuat anak merasa dipercaya dan diistimewakan. Ujungnya, anak juga diminta berbagi sesuatu yang penting dengan Si Predator.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR