Selain supir yang mabuk, kita tahu bahwa paparazi juga berperan pada kecelakaan yang dialami Diana dan kekasihnya, Dodi Fayed, di terowongan Pont de I’Alma, Paris, Prancis.
Sebelum mobilnya menabrak dinding terowongan, Diana sedang dikejar oleh paparazi yang telah mengikutinya sepanjang hari.
Setelah kematian Diana, paparazi mendapat julukan ‘pembunuh’. Dunia pers dan fotografer Inggris juga berubah.
“Orang-orang menyadari bahwa apa yang terjadi kepada Diana sangat salah. Alhasil, gagasan baru tentang privasi mulai diterapkan,” kata Mark Stephens, spesialis hukum media di Howard Kennedy.
Baca juga: Bagaimana Cara Belanda Menanggapi Sejarah Kemerdekaan Indonesia?
Press Complaints Commision (PCC) mengganti etika editorial mereka dengan peraturan baru. Sejak Januari 1998, penggunaan kamera dengan lensa panjang yang bertujuan “mengambil gambar orang-orang di tempat pribadi tanpa persetujuan mereka” tidak dapat diterima. Selain itu, editor juga wajib bertanggung jawab penuh untuk semua material yang diterbitkan medianya.
Perubahan yang paling signifikan dari pedoman ini adalah perlindungan privasi bagi anak-anak. Ini diterapkan karena Pangeran William dan Harry sering diikuti paparazzi, bahkan ketika berada di sekolah.
Kode perlindungan ini diperluas untuk semua anak-anak yang menempuh pendidikan, tidak lagi terbatas pada yang berusia di bawah 16 tahun.
Sebuah persyaratan baru juga ditambahkan. Menyatakan bahwa setiap materi publikasi tentang kehidupan pribadi anak-anak, harus memiliki justifikasi yang jelas di luar faktor ketenaran dan status orangtuanya di masyarakat.
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Source | : | The Independent,Time |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR