Nationalgeographic.co.id - Rokok selalu dikaitkan dengan kesehatan paru-paru. Namun, seperti yang dikatakan oleh dr. Ade Meidian Ambari, SpJP, FIHA, 35-40 persen kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, dan berhubungan dengan rokok.
Rokok bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebanyak 25-30 persen bagi perokok pasif.
“Menurut data pasien di RSAB Harapan Kita, faktor risiko pertama untuk penyakit kardiovaskular adalah merokok, yakni 46 persen,” ucap Ade dalam acara Konferensi Pers dan Webminar 2018, Rabu (5/6/2018) seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga : Haus Akan Darah Perawan, Elizabeth Báthory Membunuh 612 Gadis Muda
Ketua SMF Prevensi dan Rehabilitasi RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita ini membeberkan bagaimana rokok dapat merusak kesehatan jantung.
Ade menyebutkan bahwa rokok mengandung 7.000 senyawa kimia, dan 699 di antaranya beracun. Tidak hanya itu 69 di antaranya merupakan zat karsiogenik.
Zat-zat beracun pada rokok dapat menumpuk lapisan lemak yang menyebabkan penyempitan dan kerusakan arteri koroner (aterosklerosis). Akibatnya, fungsi vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah menurun dan respons inflamasi meningkat.
Ketika dibakar, rokok menghasilkan karbon monoksida yang mengurangi jumlah oksigen yang terikat dalam darah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan oksigen.
Selain itu, rokok juga meningkatkan terjadinya thrombosis atau penggumpalan darah sehingga risiko serangan jantung meningkat.
Ade juga mengatakan bahwa produk tembakau lainnya, seperti cerutu, shisha, dan rokok elektronik juga memiliki dampak kardiovaskular akut yang sama dengan rokok karena mengandung nikotin.
Selain sebagai zat adiktif, nikotin juga merangsang produksi kelenjar ardenalin. Hormon ardenalin merangsang sistem syaraf simpatis sehingga tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik.
“Peningkatan ini berbahaya bagi orang normal, apalagi orang yang yang sakit jantung. Kalau nadi, denyut jantung, dan tensinya tinggi, otomatis beban jantung meningkat dan iskemiknya tinggi,” ucapnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR