Bayanihan merupakan tradisi Filipina yang berasal dari kata ‘bayan’ yang berarti bangsa, kota, atau komunitas.
Istilah bayanihan sendiri berarti ‘berada di bayan’. Merujuk kepada semangat hidup sebagai kesatuan kelompok dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Konsep bayanihan ini ditelusuri kembali ke dalam tradisi negara tersebut. Bayanihan biasanya ditemui di daerah pedesaan. Warga di wilayah tersebut–terutama pria– diminta untuk mengulurkan bantuannya kepada keluarga yang akan pindah ke tempat baru.
Proses pemindahan ini tidak hanya membawa barang-barang saja, tapi keseluruhan bangunan rumah tersebut.
Baca Juga : Wabi Sabi, Konsep Jepang yang Menghargai Keindahan dalam Ketidaksempurnaan
Rumah tradisional Filipina (Bahay Kubo) terbuat dari material asli seperti bambu dan daun nipah.
Agar para warga bisa membawa dan mengangkat rumah tersebut, tiang bambu di setiap sisi rumah diikat dengan kencang. Kira-kira membutuhkan sekitar 15-20 orang untuk membawa rumah tersebut ke tempat baru.
Sebagai tanda terima kasih, pemilik rumah akan menyajikan makanan untuk para relawan setelah pindahan selesai.
Semangat bayanihan ini menunjukkan konsep Filipina tentang menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Penduduk Filipina yakin harus membantu ‘kababayan’ (sesama warga) semampu mereka.
Baca Juga : Kisah Tenun dan Komunitas Lakoat Kujawas dari Desa Taiftob NTT
Bayanihan masih hidup hingga sekarang. Masih ada orang-orang di pedesaan yang memindahkan rumahnya dengan bantuan warga.
Di zaman modern ini, semangat bayanihan tidak hanya berupa membantu memindahkan rumah saja, tapi juga ditunjukkan dengan pertolongan lain dalam berbagai bentuk. Terutama ketika bencana alam menyerang. Para penduduk Filipina pasti langsung menolong mereka yang membutuhkan.
Source | : | themixedculture.com |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR