Lima tahun dari sekarang, kita mungkin dapat menyaksikan dengan jelas ledakan bintang biner muncul di langit malam. Demikian prediksi tim astronom yang dipimpin oleh Larry Molnar dari Calvin College. Ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah ledakan bintang dapat diprediksi.
Bintang biner yang disebut KIC 9832227 itu berada di konstelasi Cygnus, sekitar 1.800 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Sistem bintang KIC 9832227 merupakan biner kontak, karena kedua bintang berbagi atmosfer yang sama, seperti dua biji kacang dalam kulit yang sama. Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain setiap sebelas jam.
“Jarak bintang itu sekitar 1.800 tahun cahaya. Karena itu, jika ledakan tersebut benar-benar terlihat pada 2022, sebetulnya peristiwa itu terjadi 1.725 tahun lalu, dan sejak saat itu cahaya ledakan telah menempuh jarak jauh hingga akhirnya mencapai kita,” kata Molnar.
Selama hampir dua dekade, KIC 9832227 telah diamati oleh berbagai teleskop antariksa, termasuk teleskop Kepler milik NASA. Pada 2013, Molnar dan timnya menyadari bahwa kecepatan orbit kedua bintang ini meningkat dan terus semakin cepat.
“Pengamatan KIC 9832227 menunjukkan bahwa periode orbitnya menjadi lebih cepat sejak 1999 dengan cara khas yang sama,” kata Molnar.
Pertanda ini serupa dengan data dari V1309 Scorpii, bintang biner lain yang meledak pada 2008 tanpa peringatan dan tak terprediksi oleh astronom. Ketika astronom mempelajari data tahun-tahun sebelumnya dari sistem bintang biner itu, mereka menemukan bahwa tabrakan dapat diprediksi dari peningkatan kecepatan orbit.
Seiring kecepatan orbit yang meningkat, kedua bintang KIC 9832227 juga semakin mendekat satu sama lain, dan pada gilirannya, akan bergabung sehingga menyebabkan ledakan yang disebut nova merah. Ledakan ini menyebabkan KIC 9832227 tampak 10.000 kali lebih terang dibanding biasanya, sehingga memungkinkan terlihat dari Bumi dengan mata telanjang.
Selama sekitar enam bulan, ledakan bintang tersebut akan menjadi salah satu objek langit yang paling terang, sebelum akhirnya meredup perlahan, kembali pada kecerahan awal setelah dua atau tiga tahun.
Jika prediksi ini benar, peristiwa tersebut tak hanya menjadi tontonan yang luar biasa bagi para pengamat langit. Para ilmuwan juga akan mendapat kesempatan untuk mempelajari bintang biner ini sebelum, selama dan sesudah ledakan.
Seandainya prediksi meleset pun, mengamati sistem bintang akan memberikan petunjuk berharga perihal bagaimana bintang hidup dan mati, atau mungkin menunjukkan bahwa ada kekuatan misterius yang dapat mengganggu orbit bintang.
“Meskipun akan mengecewakan jika kita gagal menyaksikan sepasang bintang itu meledak, hasil alternatif mungkin juga akan sangat menarik dengan caranya sendiri,” pungkas Molnar.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR