Nationalgeographic.co.id - Nama Archidendron pauciflorum mungkin asing di telinga kita. Padahal nama tersebut adalah nama latin dari jengkol, tumbuhan khas yang terdapat di Asia Tenggara. Olahan biji tersebut disukai oleh banyak orang, terutama bila disandingkan dengan menu nasi uduk.
Namun sayangnya, kesukaan seseorang terhadap jengkol membuat banyak orang secara berlebihan mengonsumsi "Si Kancing". Sedangkan, jengkol mempunyai dampak tersendiri bagi kesehatan tubuh, terutama pada organ ginjal.
Baca Juga : Mengulang Romantisme Titanic, Kapal Replikanya Siap Berlayar Pada 2022
"Jadi, jengkol itu prinsipnya bagus. Dia masuk dalam golongan sayuran, dia juga anti radikal bebas. Tapi konsumsi yang berlebihan bisa membuat gagal ginjal juga," ucap dr Okki Ramadian SpPD, seorang ahli penyakit dalam RS Mitra Keluarga.
Jengkol yang identik dengan aroma menyengat ini memang dikenal bisa menyebabkan kerancunan yang berasal dari biji jengkol. Bahkan banyak orang menamai keracaunan ini dengan nama jengkolan. Pada fase lebih lanjut, hal tersebut bisa menyebabkan gagal ginjal.
Menurut Okki, biji jengkol sebagai penyebabnya karena mengandung asam jengkolat yang dapat berubah dan mengkristal di dalam ginjal. Lebih lanjut Okki mengatakan bahwa kristal ini berbentuk seperti jarum.
Ketika kristal tersebut menumpuk di saluran ginjal, seseorang akan mengalami kesulitan untuk buang air kecil, kencing berdarah, sakit pinggang, hingga berujung pada gangguan ginjal.
Biasanya, kondisi tersebut terjadi ketika seseorang mengonsumsi jengkol secara berlebihan. Apalagi ketika tubuh sedang berada dalam kondisi kurang air minum.
"Makanya, kalau makan jengkol jangan lupa banyak minum air putih. Kristalnya itu tajam-tajam, dia akan didistribusikan di darah. Ketika masuk ginjal dan akan dibuang di urin, itu akan nyangkut. Kalau saringan terganggu, meradang, enggak bisa nyaring dan akan terjadi gangguan-gangguan filtrasi," ucap Okki.
Okki juga menambahkan bahwa dalam mengonsumsi jengkol, terdapat pantangan yang harus dilakukan untuk tetap menjaga kesehatan ginjal.
"Tidak boleh minum yang mengandung diuretik atau yang bikin gampang buang air kecil, seperti teh, kopi, dan soda. Jadi, harus air putih supaya bisa disekresikan dengan baik," ucap Okki.
Baca Juga : Tidak Hanya Wortel, Buah Jeruk Juga Dapat Menjaga Kesehatan Mata
Walau demikian, Okki menegaskan bahwa tidak ada pantangan dalam mengonsumsi jengkol. Konsumsi jengkol secukupnya, ditambah dengan menghindari pantangan akan membuat khasiat jengkol dapat diterima dengan baik oleh tubuh. Selain itu, ginjal akan terhindar dari risiko di atas.
Pada tahap awal, gangguan ginjal akibat mengonsumsi jengkol secara berlebihan masih dapat ditolong dengan obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter. Namun, jangan sampai ada gagal ginjal akut. Pada tahap tersebut, pasien harus menjalankan proses hemodialisis atau cuci darah.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gregorius Bhisma Adinaya |
KOMENTAR