Nationalgeographic.co.id – Belum lama ini, para ilmuwan dari University of Queensland melakukan pemetaan sisa alam liar di dunia. Profesor James Watson, salah satu peneliti, mengatakan bahwa ia khawatir dengan hasilnya. Pasalnya, studi tersebut mengungkapkan bahwa wilayah alam liar di Bumi semakin berkurang.
"Satu abad yang lalu, hanya 15 persen permukaan bumi yang digunakan oleh manusia untuk bercocok tanam dan memelihara ternak. Namun kini, jumlahnya jauh meningkat" papar James.
Lebih dari 77 persen daratan (belum termasuk Antartika) dan 87 persen lautan, tidak lepas dari aktivitas manusia.
Baca Juga : Apa yang Terjadi Bila Kucing Purba Bertaring Pedang Sedang Sakit Gigi?
Meskipun tampaknya sulit dipercaya, tetapi antara 1993 hingga 2009, wilayah alam liar--yang lebih besar dari India atau sekitar 3,3 juta kilometer persegi--telah menghilang. Ini disebabkan adanya perluasan lahan untuk permukiman, pertanian, pertambangan dan lainnya.
Kemudian, satu-satunya lautan yang bebas dari aktivitas industri dan polusi hanya terbatas pada wilayah kutub saja.
Kebijakan internasional
Menurut James R Allan, peneliti dari University of Queensland, alam liar yang tersisa di dunia saat ini, hanya dapat dilindungi melalui kebijakan internasional.
"Beberapa kawasan alam liar dilindungi oleh undang-undang nasional. Namun, di sebagian besar negara, area tersebut tidak didefinisikan secara formal, dipetakan atau dilindungi," ucap Allan.
Selain itu, tidak ada yang menjamin bahwa sebuah bangsa, industri atau masyarakat, dapat memperhitungkan konservasi jangka panjang.
"Untuk itu, kami membutuhkan kebijakan global untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan menghindari perubahan iklim yang berbahaya demi mencapai pembangunan berkelanjutan," ucap Allan.
Baca Juga : Peneliti Temukan Sisa Benua Kuno Tersembunyi di Bawah Es Antartika
Salah satu intervensi jelas yang bisa diprioritaskan oleh negara-negara di dunia adalah membangun kawasan lindung--memperlambat dampak industri pada lanskap atau laut yang lebih besar.
"Kita telah kehilangan begitu banyak. Oleh sebab itu, kita harus segera mengamankan alam liar yang tersisa sebelum ia menghilang selamanya,” pungkas Allan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Loretta Novelia Putri |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR