Harem juga merupakan rumah bagi sejumlah besar kasim dan pelayan perempuan. Mereka semua bertanggung jawab atas pemeliharaan harem sehari-hari dan melayani para wanita di dalamnya.
Kasim, khususnya, memainkan peran penting dalam berfungsinya harem. Karena mereka adalah laki-laki yang dikebiri, mereka dianggap “aman” untuk bertugas di harem.
Seiring berjalannya waktu, beberapa kasim memperoleh kekuasaan dan pengaruh yang signifikan. Mereka bahkan bertindak sebagai perantara antara perempuan di harem dan dunia luar.
Seperti apa rasanya tinggal di dalam harem Kekaisaran Tiongkok?
Kehidupan di dalam harem Kekaisaran Tiongkok bak sebuah dunia lain, diatur oleh aturan, ritual, dan hierarki yang ketat. Terlepas dari persepsi umum tentang kehidupan yang mewah dan santai, kenyataannya sering kali jauh lebih kompleks dan menantang.
Rutinitas sehari-hari para wanita di harem disusun dengan cermat. Mereka bangun pagi-pagi untuk melakukan ritual pagi, yang sering kali mencakup persembahan kepada leluhur dan dewa.
Dilanjutkan dengan sarapan pagi, setelah itu mereka akan melakukan berbagai kegiatan seperti membaca, menulis, menyulam, musik, dan menari.
Kegiatan-kegiatan ini bukan sekadar hiburan. Aktivitas tersebut adalah bagian dari pendidikan dan pelatihan perempuan. Semua itu bertujuan untuk menyempurnakan perilaku, mengembangkan bakat, dan mempersiapkan mereka untuk perannya dalam harem dan istana.
Meskipun terdapat banyak wanita di harem, perhatian kaisar sering kali terbatas pada segelintir orang saja. Banyak selir yang menghabiskan hari-harinya menunggu panggilan dari kaisar, yang mungkin jarang atau tidak datang sama sekali. Hal ini dapat menyebabkan kehidupan terisolasi dan kesepian bagi banyak perempuan di harem.
Interaksi sosial dalam harem diatur oleh aturan etiket dan hierarki yang ketat. Para perempuan diharapkan menunjukkan rasa hormat kepada mereka yang berpangkat lebih tinggi. Mereka sering kali berhati-hati dalam berinteraksi agar tidak menyinggung siapa pun atau menarik perhatian yang tidak diinginkan.
Persahabatan dan aliansi dapat dibentuk, namun sering kali dibayangi oleh persaingan demi kepentingan kaisar.
Baca Juga: Imperialisme Inggris di Kekaisaran Tiongkok selama Era Dinasti Qing