11 Makhluk Mitologi Yunani, dari Paling Menakjubkan hingga Paling Mengerikan

By Ade S, Kamis, 11 Juli 2024 | 14:03 WIB
Jelajahi dunia penuh keajaiban dan kengerian: Makhluk mitologi Yunani, dari yang menakjubkan hingga mengerikan! (Friedrich Justin Bertuch)

Nationalgeographic.co.id—Dunia mitologi Yunani penuh dengan makhluk fantastis yang menghidupkan cerita-cerita penuh keajaiban dan kengerian.

Dari para dewa yang perkasa hingga monster yang mengerikan, makhluk-makhluk ini telah memukau dan menginspirasi manusia selama berabad-abad.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa makhluk mitologi Yunani yang paling terkenal, mulai dari yang paling menakjubkan hingga yang paling mengerikan.

Melalui artikel yang ditulis oleh Rhianna Padman dalam The Collector, Kita akan mempelajari asal-usul mereka, kekuatan mereka, dan peran mereka dalam mitologi.

Perjalanan kita akan membawa kita dari ketinggian Gunung Olympus, rumah para dewa, hingga ke kedalaman Tartarus, penjara bawah tanah yang mengerikan.

Kita akan bertemu dengan makhluk-makhluk yang menakjubkan seperti Pegasus, kuda bersayap yang indah, dan Minotaur, monster setengah manusia dan setengah banteng yang mengerikan.

Chimera. (sailko)

1. Chimera

Chimera memiliki kombinasi mengerikan: kepala singa yang garang, tubuh kambing yang gesit, dan ekor ular yang berbisa. Chimera menjelma sebagai pembawa malapetaka, menebarkan ketakutan dan menghancurkan tanah dengan hembusan api yang mematikan.

Raja Iobates dari Lycia, putus asa melihat rakyatnya dihantui teror, memutuskan untuk membebaskan kerajaannya dari monster ini.

Dia mencari pahlawan yang mampu menaklukkan Chimera dan membawa kedamaian kembali ke Lycia. Pilihannya jatuh pada Bellerophon, seorang pemuda pemberani dengan tekad yang kuat.

Baca Juga: Patung Hermes Raksasa dari Mitologi Yunani Ditemukan, Selamat Berkat Kristenisasi?

Dengan bantuan dewi Athena, Bellerophon dianugerahi pelana emas ajaib yang mampu menjinakkan Pegasus, kuda bersayap legendaris. Berkuda di atas Pegasus, Bellerophon melayang tinggi di langit, siap untuk menghadapi Chimera.

Pertempuran sengit pun terjadi. Chimera menyemburkan api dengan ganas, berusaha menghanguskan Bellerophon dan Pegasus. Namun, Bellerophon dengan gesit menghindari serangannya dan mencari celah untuk menyerang.

Dengan tombaknya, dia memberikan pukulan fatal pada Chimera, mengakhiri teror monster ini dan membawa kelegaan bagi rakyat Lycia.

Pegasus. (Radomil)

2. Pegasus

Pegasus, kuda bersayap yang menawan dari mitologi Yunani, memiliki asal-usul yang unik dan tragis. Ia lahir dari darah Medusa, Gorgon yang mengerikan, setelah kepalanya dipenggal oleh pahlawan Perseus.

Tetesan darah Medusa yang jatuh ke laut bercampur dengan buih laut dan menghasilkan Pegasus, makhluk anggun dengan sayap megah, bulu putih berkilauan, dan mata yang bersinar.

Keberadaan Pegasus menarik perhatian Bellerophon, seorang pahlawan pemberani. Bertekad untuk menjinakkan kuda ilahi ini, Bellerophon menerima pelana emas ajaib dari dewi Athena.

Dengan bantuan pelana ini, Bellerophon berhasil menjinakkan Pegasus dan memulai petualangan luar biasa bersama kuda bersayap ini.

Bersama Pegasus, Bellerophon menjelajahi berbagai penjuru dunia, terlibat dalam pertempuran sengit melawan monster mengerikan seperti Chimera. Keberanian dan kekuatan Pegasus terbukti menjadi aset berharga bagi Bellerophon dalam setiap petualangannya.

Namun, kesombongan Bellerophon pada akhirnya membawa kehancurannya. Tergoda oleh kekuatan dan kejayaannya, Bellerophon nekat menerbangkan Pegasus menuju Gunung Olympus, tempat para dewa bersemayam.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Labirin Tempat Pertempuran Legendaris dalam Mitologi Yunani?

Zeus, raja para dewa, murka atas kesombongan Bellerophon. Ia mengirim seekor lalat gatal untuk menyengat Pegasus, membuat kuda itu panik dan menjatuhkan Bellerophon dari ketinggian.

Bellerophon terluka parah dan terpaksa hidup dalam pengasingan, dihantui rasa penyesalan atas kesombongannya.

Nimfa (John William Waterhouse)

3. Nimfa

Dalam mitologi Yunani, nimfa bagaikan roh penjaga yang menjelma menjadi keindahan alam. Mereka adalah gadis-gadis muda yang anggun, memancarkan pesona magis dan terikat erat dengan lingkungan tempat mereka tinggal.

Berbagai jenis nimfa menghiasi alam, masing-masing memiliki ikatan khusus dengan unsur alam tertentu.

Naiad, nimfa air tawar, menghidupkan mata air, sungai, dan anak sungai dengan keceriaan mereka. Dryad, nimfa pohon dan hutan, menjaga keasrian pepohonan dan membisikkan rahasia alam.

Kisah-kisah nimfa terjalin erat dalam mitologi Yunani kuno. Mereka sering kali menjadi teman setia para dewa dan pahlawan, menemani mereka dalam petualangan dan memberikan bantuan magis.

Interaksi mereka dengan manusia atau makhluk abadi pun tak jarang berujung pada kisah romantis yang menggetarkan hati, atau bahkan tragedi yang memilukan.

Nimfa terkenal dengan kecintaan mereka pada musik dan tarian. Alunan merdu mereka dan tarian mereka yang penuh pesona mampu memikat siapapun yang mendengarkan dan melihatnya.

Keindahan dan keceriaan mereka pun dikaitkan dengan kesuburan alam, melambangkan kehidupan baru dan kelimpahan.

Baca Juga: Cinta dan Nafsu dalam Kisah Europa, Dewi Mitologi Yunani yang Jadi Nama Benua

Titan runtuh di bawah batu-batu besar yang dilempar oleh Hekatonkheires ('The Fall of the Titans oleh Peter Paul Rubens, 1637–1638). (Peter Paul Rubens)

4. Hecatonchires 

Dari perut bumi, lahirlah tiga raksasa mengerikan bernama Hecatonchires: Cottus, Briareos, dan Gyges. Lahir dari Gaia dan Uranus, mereka menjelma menjadi makhluk-makhluk kolosal dengan seratus lengan dan lima puluh kepala, siap untuk menggemparkan dunia.

Ketika Titanomachy, pertempuran dahsyat antara para dewa Olimpian dan Titan, berkecamuk, Hecatonchires menunjukkan kekuatan mereka yang tak tertandingi.

Berperang bersama Cyclopes, mereka menjadi sekutu yang tak tergantikan bagi para dewa Olimpiade. Kekuatan dan keganasan mereka terbukti menjadi kunci dalam mengantarkan para dewa menuju kemenangan.

Setelah Titanomachy, Hecatonchires dipercayakan tugas penting: menjaga gerbang Tartarus. Di jurang terdalam dan tergelap Dunia Bawah ini, para Titan dikurung, tak berdaya di hadapan para raksasa penjaga.

Kehadiran Hecatonchires memastikan para Titan tertahan di tempatnya, mencegah mereka kembali ke dunia dan mengganggu kedamaian.

Harpy di hutan neraka, dari Inferno XIII, oleh Gustave Doré, 1861. (Gustave Doré)

5. Harpies

Dari langit, turunlah makhluk mengerikan bernama Harpies. Tubuh bagian atas mereka bagaikan wanita cantik, namun di bawahnya tersembunyi kaki cakar yang tajam, sayap burung pemangsa, dan paruh bengkok yang siap mencabik.

Penampilan mereka yang mengerikan dan penuh kontras ini menjadi simbol kekuatan mereka yang tak terduga.

Baca Juga: Aphrodite dalam Mitologi Yunani Lebih dari Sekedar Simbol Kecantikan

Kisah-kisah tentang Harpies bertebaran dalam mitologi Yunani. Mereka sering digambarkan sebagai agen hukuman, pelaksana kehendak para dewa yang murka. Bagi mereka yang melakukan kejahatan atau berbuat sombong, Harpies siap membawa penderitaan dan kesengsaraan.

Dengan cakar dan paruh tajam mereka, Harpies tak segan-segan menyergap dan merampas makanan, barang, atau bahkan manusia. Kekejaman mereka meninggalkan jejak kehancuran dan kekacauan di mana pun mereka melangkah.

Medusa oleh Arnold Böcklin, c.1878 (Arnold Böcklin)

6. Gorgon

Gorgon terdiri dari tiga saudari, yaitu Stheno, Euryale, dan Medusa. Mereka terkenal dengan penampilan mereka yang mengerikan dan kekuatan mematikan mereka.

Rambut mereka bukannya indah, melainkan ular berbisa yang melilit kepala mereka. Dan tatapan mata mereka? Bukan sekadar tatapan biasa, melainkan kutukan yang dapat mengubah siapa pun yang melihatnya menjadi batu.

Medusa, sang kakak, adalah yang paling terkenal dari para Gorgon. Kisah tragisnya telah diceritakan berulang kali, menceritakan bagaimana dia dikutuk oleh Athena menjadi monster mengerikan karena kesombongannya.

Perseus, pahlawan pemberani, ditugaskan untuk membunuhnya. Dengan bantuan para dewa, Perseus berhasil memenggal kepala Medusa, menggunakan tatapan mematikannya untuk mengalahkan musuh-musuhnya.

Cyclops (Cornelis Cort)

7. Cyclops

Dari legenda Yunani kuno, muncullah sosok raksasa mengerikan bernama Cyclops. Ciri khas mereka yang paling mencolok adalah mata tunggal yang terletak di tengah dahi, memberikan mereka penampilan yang unik dan sekaligus menakutkan.

Cyclops adalah keturunan Gaia dan Uranus, saudara-saudara dari para Titan yang legendaris. Kekuatan mereka yang luar biasa membuat Kronos, sang Raja Titan, merasa terancam.

Ia memenjarakan mereka di Tartarus, jurang terdalam di Dunia Bawah. Namun, Zeus, sang dewa tertinggi, membebaskan para Cyclops dan menjadikan mereka sekutunya dalam pertempuran melawan para Titan.

Kisah Cyclops yang paling terkenal terukir dalam "Odyssey" karya Homer. Odysseus, sang pahlawan licik, harus berhadapan dengan Polyphemus, seorang Cyclops yang kejam dan ganas.

Terjebak di gua Polyphemus, Odysseus menggunakan kecerdasannya untuk membutakan mata raksasa itu dan melarikan diri. Kemarahan Polyphemus dan ayahnya, Poseidon, dewa laut, pun membara, siap membalas dendam.

Cyclops sering digambarkan sebagai makhluk penyendiri yang tinggal di gua-gua terpencil atau wilayah terpencil, jauh dari keramaian manusia. Meskipun memiliki sifat yang mengerikan, Cyclops memiliki bakat luar biasa dalam bidang kerajinan tangan, terutama dalam menciptakan senjata-senjata kuat.

Kemampuan mereka bahkan diakui oleh para dewa, terbukti dengan peran mereka dalam menciptakan petir legendaris yang digunakan oleh Zeus.

Detail kawah, berasal dari c. 560–550 SM, menampilkan seorang satir yang sedang melakukan masturbasi. Drama satir Athena dicirikan sebagai "genre 'keras'". (Luis García)

8. Satir

Di hutan dan pegunungan yang rimbun, berkeliaranlah makhluk unik bernama Satir. Setengah manusia, setengah hewan, mereka memiliki tubuh bagian atas manusia dengan kaki dan ekor kambing.

Keberadaan mereka erat kaitannya dengan alam liar, melambangkan kebebasan dan kesatuan dengan hutan.

Satir sering digambarkan sebagai makhluk yang nakal dan suka bermain-main. Mereka senang mengundang tawa dan kegembiraan dengan trik-trik lucu, terutama pada nimfa dan wanita manusia. Keberanian mereka dalam mengekspresikan diri tanpa hambatan menjadi ciri khas yang tak tergantikan.

Kehidupan Satir tak lepas dari dewa Dionysus, sang penguasa anggur, kenikmatan, dan perayaan. Mereka adalah pengikut setia Dionysus, selalu menemani sang dewa dalam perjalanannya. Kehadiran mereka diiringi dengan pesta pora dan kegembiraan yang tak terkira.

Puncak keceriaan Satir terpancar dalam perayaan Dionysus yang liar, dikenal sebagai "Bacchanals". Di sini, Satir menjadi bintang utama, menari, bernyanyi, dan berpesta bersama para pengikut Dionysus lainnya.

Tanpa malu-malu, mereka merangkul kenikmatan hidup dan menyebarkan kebahagiaan di setiap sudut perayaan.

Sphinx (Marie-Lan Nguyen)

9. Sphinx

Tubuh Sphinx bagaikan perpaduan sempurna antara kekuatan dan kecerdasan: kepala manusia yang penuh teka-teki, tubuh singa yang gagah perkasa, dan sayap burung yang memungkinkannya terbang bebas.

Sphinx terkenal dengan teka-teki mautnya. Ia akan menantang setiap orang yang berani mendekati gerbang kota Thebes. Bagi mereka yang gagal menjawab teka-teki Sphinx, nasib mengerikan menanti: dibunuh dan dimangsa tanpa ampun.

Teka-teki Sphinx tak mudah dipecahkan. Pertanyaan yang terngiang di telinganya adalah: "Makhluk apa yang berjalan dengan empat kaki di pagi hari, dua kaki di tengah hari, dan tiga kaki di sore hari?"

Pertanyaan ini membingungkan banyak orang, menjebak mereka dalam kebingungan dan ketakutan.

Namun, di tengah kesengsaraan, datanglah Oedipus, sang pahlawan pemberani. Dengan kecerdasan dan keuletannya, Oedipus berhasil memecahkan teka-teki Sphinx.

Ia menjawab bahwa makhluk yang dimaksud adalah manusia: merangkak dengan empat kaki saat bayi, berjalan tegak dengan dua kaki saat dewasa, dan menggunakan tongkat saat tua.

Kemenangan Oedipus atas Sphinx bukan hanya menyelamatkan nyawanya, tetapi juga membebaskan kota Thebes dari teror sang makhluk mengerikan. Sphinx pun dikalahkan, gerbang kota terbuka lebar, dan rakyat Thebes dapat kembali hidup dengan tenang.

Cerberus. (William Blake)

10. Cerberus

Di gerbang tergelap Dunia Bawah, berdirilah Cerberus, anjing penjaga raksasa dengan tiga kepala yang menakutkan. Tugasnya tak main-main: menghadang para jiwa yang ingin kembali ke dunia manusia dan memastikan para penghuni Dunia Bawah tak melarikan diri.

Raungan mengerikannya menggema di kegelapan, siap menerkam siapa pun yang berani melangkah lebih jauh.

Dalam kisah Dua Belas Pekerjaannya yang heroik, Heracles, sang pahlawan terkuat, ditugaskan untuk menaklukkan Cerberus. Tantangan ini tak mudah, karena Cerberus bukan sembarang anjing. Kekuatannya luar biasa dan taringnya berbisa mematikan.

Namun, Heracles tak gentar. Dengan tekad baja dan bantuan dari dewi Athena, ia berhasil mendapatkan izin dari Hades, sang penguasa Dunia Bawah, untuk membawa Cerberus ke dunia manusia.

Pertempuran sengit pun terjadi. Heracles bergulat dengan Cerberus, memanfaatkan kekuatannya yang luar biasa untuk menundukkan sang raksasa.

Pertarungan seru ini menggetarkan seluruh penjuru Dunia Bawah. Pada akhirnya, dengan kecerdasan dan keuletannya, Heracles berhasil mengalahkan Cerberus dan membawanya ke dunia manusia.

Theseus Melawan Minotaur, 1826, oleh Jean-Etienne Ramey. (Jastrow)

11. Minotaur

Di balik legenda Yunani kuno, tersembunyi kisah mengerikan tentang Minotaur, makhluk setengah manusia dan setengah banteng yang terperangkap dalam labirin yang rumit.

Labirin ini, ciptaan arsitek genius Daedalus, bagaikan penjara tanpa jalan keluar. Lorong-lorongnya berkelok-kelok, penuh dengan jalan buntu dan jebakan, membuat siapa pun yang berani memasukinya tersesat dan tak bisa melarikan diri.

Minotaur menjadi penguasa labirin ini, meneror dan memangsa siapa pun yang berani mendekati. Pengorbanan mengerikan pun terjadi: setiap tahun, para pemuda dan pemudi Athena dipaksa memasuki labirin untuk menjadi mangsa Minotaur.

Di tengah keputusasaan, muncullah Theseus, sang pahlawan pemberani dari Athena. Ia bertekad untuk mengakhiri teror Minotaur dan menyelamatkan rakyatnya. Dengan tekad baja dan dibantu oleh Ariadne, putri Raja Minos dari Kreta, Theseus memasuki labirin yang penuh bahaya.

Ariadne, dengan rasa cinta dan keputusasaan, memberikan Theseus bola benang ajaib untuk membantunya menemukan jalan keluar dari labirin.

Theseus melangkah dengan hati-hati, mengikuti jejak benang yang diikatkan di pintu masuk. Setiap tikungan, setiap jalan buntu, dihadapi dengan penuh keberanian dan keteguhan.

Akhirnya, Theseus bertemu dengan Minotaur di tengah labirin. Pertarungan sengit pun terjadi. Theseus, dengan kekuatan dan kecerdasannya, berhasil mengalahkan Minotaur dan membebaskan rakyat Athena dari teror.