Kenali Kekaisaran Seleukia yang Besar di Asia, tapi Kini Terlupakan

By Galih Pranata, Selasa, 22 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Patung perunggu Seleucus I Nicator (kanan) dan dua koin bergambar kuda bertanduk, gajah dan jangkar sebagai simbol Kekaisaran Seleukia. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.grid.id—Alexander III, yang juga dikenal sebagai Alexander Agung, meninggal pada tahun 323 SM pada usia 32 tahun. Pada saat kematiannya, ia meninggalkan salah satu kekaisaran terbesar yang pernah ada di dunia.

Kekaisaran ini mencakup wilayah dari Yunani hingga sungai Indus. Saat kematian Alexander menandakan sebuah perjalanan. Tidak ada yang akan sama seperti dunia Helenistik yang baru saja lahir.

Serangkaian perang meletus hampir seketika, yang disebut Perang Diadochi (Penerus). Pada akhir pertempuran yang sangat berdarah dan kejam ini untuk bertahan hidup, tiga kerajaan besar baru muncul, masing-masing dengan dinasti penguasa sendiri.

"Ketiganya adalah Ptolemeus di Mesir, Antigonid di Makedonia, dan Seleukus di Asia," tulis Antonis Chaliakopoulos kepada The Collector dalam artikel berjudul The Rise And Fall Of The Seleucid Empire In 9 Facts, terbitan 24 Maret 2021.

Kekaisaran Seleukia, yang diperintah oleh Dinasti Seleukia, tidak lain adalah kerajaan yang luas dan beragam yang diperintah oleh elit Makedonia yang mengaku sebagai penerus Alexander Agung.

Ayah dari Dinasti Seleukus adalah Seleukus I. Setelah kematian Alexander, Seleukus diberi Babilonia, bagian kekaisaran yang bersejarah dan bergengsi dengan kekuatan militer yang tidak signifikan.

Seleukus meninggalkan Babilonia pada tahun 316 SM akibat terdesak ketika Antigonus, Diadochi yang paling berkuasa, menyerang kota tersebut.

Seleukus kemudian menjadi laksamana di bawah Ptolemeus dalam perang berikutnya melawan Antigonus dan putranya Demetrius di Aegea. Setelah beberapa kemenangan militer besar, Seleukus berhasil merebut kembali Babilonia.

Kemenangannya atas Antigonus pada tahun 312 SM dalam merebut kembali Babilonia secara luas dianggap sebagai tanggal lahirnya Kekaisaran Seleukia.

Seleukus mengonsolidasikan kekuasaannya atas separuh wilayah timur kekaisaran hingga ke India. Di sana ia bertempur dengan Kekaisaran Maurya untuk mengamankan perbatasan timurnya di dekat sungai Indus.

Ia menerima 500 gajah perang sebagai bagian dari perjanjian damai dengan Raja India Chandragupta. Pun, Seleukus mengawinkan anaknya sebagai permaisuri untuk Raja Chandragupta. Sampai pada 301 SM, Kerajaan Seleukia telah mencapai Suriah.

Baca Juga: Jurchen, Suku yang Memiliki Dampak Penting bagi Kekaisaran Tiongkok