Membangun Masa Depan Berkelanjutan Melalui Pintu Gerbang Pendidikan

By Ade S, Minggu, 1 Desember 2024 | 14:03 WIB
Bagaimana pendidikan mendorong pembangunan berkelanjutan di tengah segala tantangan global dan beragam perbedaan. (AkshayaPatra Foundation/Pixabay)

Nationalgeographic.co.idSimposium penelitian regional yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Tinggi dan Pengembangan Asia Tenggara (SEAMEO RIHED) di Bangkok pada 20-22 November lalu telah menyoroti urgensi pembentukan sebuah wadah bersama untuk pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara.

Dalam konteks dunia yang semakin kompleks akibat pandemi, pergeseran ekonomi global, dan berbagai tantangan geopolitik, wadah ini diharapkan dapat menjadi katalisator transformasi pendidikan tinggi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Dr. Romyen Kosaikanont, Direktur SEAMEO RIHED yang berbasis di Bangkok, menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dan inklusivitas dalam mewujudkan wadah bersama ini.

Ia menggambarkannya sebagai sebuah ruang yang memungkinkan berbagai pihak untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide inovatif demi kemajuan pendidikan tinggi di kawasan.

"Visi kami adalah menciptakan sebuah ekosistem yang inklusif, di mana kita dapat bersama-sama membangun masa depan pendidikan yang lebih baik," ujar Kosaikanont seperti dilansir University World News.

Wadah bersama ini diharapkan dapat mendorong terciptanya pendidikan tinggi yang lebih adaptif, tangguh, dan relevan dengan tantangan global. Prinsip-prinsip keragaman, kesetaraan, inklusivitas, dan keterlibatan menjadi landasan utama dalam pembangunan wadah ini.

"Ini bukan sekadar platform untuk bertukar pikiran, tetapi juga sebuah katalisator atau kekuatan penggerak untuk menciptakan perubahan nyata," tegas Kosaikanont.

Dalam upaya mewujudkan wadah bersama ini, para pemangku kepentingan melihat pentingnya belajar dari pengalaman negara-negara lain, khususnya Eropa. Namun, mereka juga menekankan pentingnya menyesuaikan model tersebut dengan konteks dan kebutuhan unik kawasan Asia Tenggara.

"Kita tidak perlu meniru apa yang telah dilakukan oleh negara-negara lain. Yang penting adalah kita dapat mengambil inspirasi dan mengadaptasinya sesuai dengan kondisi kita," tambah Kosaikanont.

Meskipun demikian, upaya membangun wadah bersama ini juga dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama terkait dengan pendanaan. Supachai Yavaprabhas, Profesor Ilmu Politik di Universitas Chulalongkorn Bangkok dan mantan Direktur SEAMEO RIHED, menyoroti pentingnya memperluas cakupan wadah bersama ini melampaui sektor pendidikan tinggi.

"Wadah ini harus menjadi wadah untuk pembangunan secara keseluruhan, baik itu pembangunan sosial, ekonomi, maupun lingkungan," ujarnya.

Baca Juga: Membangun Asa Ketahanan Pangan di Dataran Tinggi