Nationalgeographic.co.id - Deasy Tuwo, kepala laboratorium sebuah penangkaran kerang mutiara di Minahasa, Sulawesi Utara, tewas setelah diterkam buaya peliharaan yang berukuran 4,4 meter pada Kamis (10/1) lalu.
Dilansir dari voaindonesia.com, jenazah Deasy yang sudah rusak ditemukan oleh rekan sekantornya keesokan harinya.
“Indikasinya dia terjatuh ke kolam buaya,” ujar Hendrik Rundengan, Sekretaris Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara. Meski begitu, ia menambahkan, polisi masih menyelidiki insiden nahas tersebut.
Baca Juga : Paus Terancam Punah Ditemukan dengan Sampah Plastik di Tenggoroknya
Buaya bernama Merry diketahui memakan salah satu tangan Deasy dan bagian perutnya. Menurut Hendrik, bagian tubuh perempuan berusia 44 tahun tersebut masih ada di dalam perut buaya.
Pada Senin (14/1), reptil besar tersebut kemudian dibius dan dipindahkan dari kandangnya. Butuh waktu tiga setengah jam dan puluhan orang, termasuk pegawai BKSDA, tentara dan polisi, untuk memindahkan Merry.
"Buaya yang dipelihara secara ilegal itu akan dipindahkan ke area konservasi," kata Hendrik.
Baca Juga : Ratusan Laba-laba Menghujani Wilayah Brasil, Apa Penyebabnya?
Peristiwa tewasnya manusia akibat diterkam buaya bukan pertama kalinya. Di Indonesia sendiri, pada April 2016, turis Rusia meninggal dibunuh seekor buaya di Kepulauan Raja Ampat.
Source | : | Voaindonesia.com |
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR