"Inggris kembali menyerang di tengah malam, mereka juga menggunakan strategi baru tidak menyerang dari bagian depan benteng tetapi dari bagian belakang benteng," jelas Jean.
Akhirnya pada 26 Agustus 1811 daerah Meester Cornelis dikuasai Inggris. Selanjutnya Inggris memukul mundur tentara Belanda-Perancis ke Bogor sampai Semarang.
Baca Juga : Begini Upaya Nazi Tutupi Kejahatan Mereka di Kamp Kematian Auschwitz
Namun sayangnya sama sekali tidak ada sisa benteng di kawasan Jatinegara. Jean mengatakan penyebabnya bisa jadi dua, pertama karena pertempuran tersebut terlampau dashyat sehingga menghancurkan benteng atau memang sisa bangunan benteng dimanfaatkan oleh warga setempat.
"Beberapa waktu saya pernah datang ke Indonesia, ke Jatinegara ada warga yang menemukan meriam saat membangun fondasi rumahnya," kata Jean.
Sisa pertempuran dahsyat tersebut tak lain adalah nama jalan di kawasan Jatinegara. Seperti gudang peluru di pinggir Ciliwung yang diduga kuat merupakan gudang peluru dan mesiu dari benteng di kawasan Jatinegara. Jalan Pal Meriam diduga merupakan tempat meriam di benteng.
Ada juga Jalan Rawa Bening yang dulu bernama Rawa Bangke, tak lain adalah tempat pembuangan mayat para prajurit yang gugur di pertempuran berdarah Meester Cornelis.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Silvita Agmasari |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR