Nationalgeographic.co.id - Maroko, California, Tunisia dan Lebanon hanyalah sedikit dari banyaknya tempat yang dikunjungi oleh Stephan Zaubitzer, seorang fotografer asal Prancis.
Pria berusia 52 tahun ini telah menghabiskan 16 tahun terakhir untuk melancong ke berbagai tempat agar dapat mengabadikan gedung sinema atau bioskop yang ada di sana.
Berawal dari perkembangan teknologi televisi dan video yang semakin canggih, pria ini ingin mendokumentasikan gedung sinema yang berjaya pada masanya. Saat ini, menurut Zaubitzer, beberapa gedung bioskop sudah terancam "punah".
Salah satu bioskop yang mejadi objek Zautbitzer adalah foto di atas. Gedung sinema yang terletak di Alexandria, Mesir, ini memiliki dua tempat pemutaran film berkapasitas 800 orang. Salah satu tempat pemutaran filmnya berada di luar ruangan yang terletak di atas atap gedung, yang khusus dibuka pada musim panas dengan pemandangan lautan.
Baca Juga : Sejarah Kimono dari Masa ke Masa
Menurut Zaubitzer, setiap bangunan bioskop memiliki nilai keindahan dan cerita unik di baliknya. Sinema Avenida yang berada di Tetouan, Maroko, ditemukan pada 1945 dan kemudian diperbaiki pada 1996 dengan kapasitas 1000 tempat duduk.
Bioskop berikutnya yang dianggap eye catching oleh Zaubitzer adalah sinema Million Dollar yang berada di Los Angeles, AS. Berdiri pada 1918, gedung sinema yang menjulang tinggi ini dibungkus dengan keramik dan desain nyentrik yang menggambarkan awal mula LA sebagai pusat industri film terbesar.
Dilansir dari Daily Mail, Zaubitzer menjelaskan bahwa gedung sinema memberikan pengaruh untuk membentuk masyarakat sekitarnya. Ketika sebuah gedung sinema ditutup, secara tidak langsung itu juga "merenggut jiwa" orang-orang yang tinggal di dekatnya.
Contohnya adalah bioskop Drive-in pada gambar di bawah ini. Bioskop tersebut merupakan jenis yang sulit ditemui pada zaman canggih seperti sekarang. Drive-in berada di daerah California, dibuka pada 1966, sempat ditutup pada 1991, dan akhirnya beroperasi kembali pada Mei 2010.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Nathania Kinanti |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR