Nationalgeographic.co.id - Gerakan peduli pemakaian energi, utamanya energi listrik, Earth Hour telah dimulai sejak 2007.
Ketika itu, lembaga konservasi World Wide Fund for Nature (WWF) menggulirkan gerakan ini untuk mengajak publik untuk lebih peduli pada pemakaian energi listrik secara bijak.
Tahun ini, gerakan mematikan lampu selama satu jam di hari Sabtu bulan Maret atau dikenal dengan istilah Earth Hour jatuh pada 30 Maret 2019.
Baca Juga : Rupanya Kata Ini yang Diucapkan Pilot Ethiopian Airlines Sebelum Jatuh
Tepatnya, peringatan ini dilakukan selama pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat.
Warga di berbagai daerah di Tanah Air ikut ambil bagian dalam gerakan positif ini.
Di Jakarta, misalnya, penerangan ikon Ibu Kota, Monumen Nasional (Monas), dipadamkan saat berlangsungnya Earth Hour.
Baca Juga : Disebut Kalah Canggih dari Milik Singapura, Yuk Cek Spesifikasi Kapal Selam Indonesia
Tak hanya Monas, sejumlah kawasan termasuk gedung-gedung di pusat bisnis Jakarta turut ambil bagian dengan memadamkan listriknya.
Di Bali, warga menggelar atraksi tarian api dan aksi menyalakan lilin di Tugu Mandala, Nusa Dua.
Baca Juga : Perjumpaan di Stasiun Kereta Listrik Pertama Hindia Belanda
Daerah-daerah lain seperti Bandung, Kupang, dan Gorontalo juga turut berpartisipasi dengan memadamkan penerangan dan menggelar berbagai kegiatan serupa.
Melansir dari laman WWF Indonesia, setiap 10 persen dari warga Jakarta yang turut mematikan lampu saat Earth Hour, energi yang dihemat bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di 900 desa dan menyediakan oksigen untuk 534 orang.
Selain itu, mematikan lampu selama satu jam juga dapat mengurangi 267 ton emisi karbon dioksida (CO2).
Peringatan Earth Hour sendiri merupakan pangkal dari keprihatinan warga dunia adanya perubahan iklim di bumi yang nyaris tak bisa dihindari.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR