Nationalgeographic.co.id - Laporan terbaru PBB menunjukkan bahwa makan daging lebih sedikit dan menggantinya dengan sayuran dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan begitu, faktor pemicu pemanasan global pun dapat dihindari.
Dilansir dari voaindonesia.com, ketua panel PBB mengatakan bahwa pola makan yang melibatkan biji-bijian, kacang, dan sayuran, lebih sedikit menghasilkan karbon dioksida dibanding daging.
Baca Juga: Polusi Udara Jakarta Memburuk, Apa yang Bisa Dilakukan Para Warganya?
Para ahli setuju bahwa emisi gas rumah kaca harus dikurangi dari berbagai sektor, termasuk tanah dan makanan. Ini dilakukan agar suhu Bumi tidak meningkat dua derajat celsius.
Sepertiga dari semua makanan yang dihasilkan terbuang percuma. Jika kita bisa mengurangi pemborosan, itu akan mengurangi tekanan pada penggunaan tanah sehingga memperbaiki keamanan pangan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: Melihat Kehidupan Bhutan yang Mampu Bertahan dari Perubahan Iklim
Laporan yang dirilis pada Kamis (8/8) tersebut menyatakan bahwa produksi bahan pangan akan berkurang dan kelaparan akan bertambah apabila pemanasan global tidak dihentikan. Banyak negara berpenghasilan rendah di Afrika, Asia, Amerika Latin dan Karibia akan terkena dampak paling besar, tambahnya.
Diketahui bahwa hampir seperempat emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh manusia. Sebagian besar akibat penyalahgunaan lahan.
Source | : | VOA Indonesia |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR